Kami melayani pemesanan Furniture secara online. Bisa COD juga loh.
Halo bro sist, kali ini saya akan membahas masalah musik rock di negeri ini. sebelumnya saya mau tanya dulu nih, apa musik yang kalian dengarkan ketika sedang sedih? apa musik yang kalian dengarkan ketika di pagi hari? Come on guys...kita harus menjadi realistis dan puitis.(asik). Kalo kalian sedih, denger musik sedih ya tambah sedih dong... kalau kalian denger musik mendayu-dayu di pagi hari ya lemes dong...mana ekspresinya? saya berpikir jika di negeri ini pendengar musiknya tergolong tidak kreatif dalam mengamati lagunya. Mereka lebih suka mendengarkan musik yang disajikan oleh acara Televisi. menurut saya banyak yang tidak berkualitas dan hanya numpang lewat seperti iklan. hehehe maaf guys...terbawa suasana. setiap orrang mempunyai selera berbeda-beda pastinya. dan saya menghargai itu.
oke... langsung aja nih buat bro sist yang pengen tau 5 band Rock 'n Roll Indonesia yang harus di dengerin. Biar tambah semangat :
1. THE S.I.G.I.T (THE SUPER INSURGENT GROUP OF INTEMPERANCE TALENT)
Kuartet Indonesia The SIGIT menghasilkan menggembirakan campuran hard rock yang telah menerima pujian dari orang-orang seperti Rolling Stone Indonesia. The SIGIT dimulai pada akhir tahun 90-an oleh empat teman-teman SMA, yang berbagi kekaguman yang saling menguntungkan untuk dewa rock 70-an. Diam-diam di dalam kelas, kelompok itu akan mendengarkan mereka 70-an pengaruh, selain fenomena baru seperti Brit-pop, shoegaze, dan modern punk-rock. Setelah kelas mereka akan kembali bersidang-di garasi, di mana mereka ditiru berbagai suara dan gaya mereka mendengar hari itu. berbagai The SIGIT untuk kepentingan gaya membuatnya sulit awalnya untuk mengidentifikasi musik yang akan cocok materi inventif mereka.
Dibentuk pada tahun 2000-an, saat seniman seperti Limp Bizkit dan Britney Spears mendominasi gelombang udara, The SIGIT bertanya-tanya bagaimana kecenderungan berbasis batu dan hormat untuk beberapa gaya akan diterima oleh khalayak. Untuk mengetahui, mereka mulai mengirimkan undangan untuk manggung garasi mingguan, yang menampilkan bir, barbeque, dan musik menarik The SIGIT ini. Reaksi penonton sangat positif, dan empat potong menyadari bahwa mereka tidak akan dipaksa untuk membatasi konvensi radio untuk mendapatkan pendengar. cinta otentik mereka untuk selamanya rock 'n' roll tua akan lebih dari cukup.
Dalam menanggapi pertunjukan garasi populer, The SIGIT merilis debut EP di akhir 2004. publikasi terhormat dan label seperti FFWD Record datang memanggil, memberikan Kesempatan SIGIT untuk melakukan di luar garasi mereka. Dengan energi tinggi dan pertunjukan bergairah, profil mereka mulai bangkit dengan cepat melalui pertunjukan live, setting panggung untuk The SIGIT tahun 2007 full-length debut Idea Terlihat Kesempurnaan. Album ini mendapat bercahaya tinjauan, terutama dari publikasi Australia seperti cepat Louder. Hal ini menyebabkan pertunjukan internasional pertama The SIGIT, ketika mereka melakukan tur Australia untuk Idea Terlihat Kesempurnaan. Pada tahun 2009, The SIGIT yang tampil di festival US seperti SXSW. Juni itu, mereka merilis koleksi sepuluh lagu yang beragam berjudul Hertz Dyslexia, yang termasuk DVD live footage dan video musik. Untuk merayakan rilis, The SIGIT menggelar konser solo di Bandung, yang dihadiri oleh penonton terjual habis lebih dari 3500 penggemar. Sebuah tur nasional akan mengikuti, dan kehadiran internasional The SIGIT akan meningkat secara signifikan.
The SIGIT baru ini merilis album full-length kedua mereka, Detourn. Judul adalah pun pada kata "detournement", variasi pada media bekerja sebelumnya di mana salah satu yang baru dibuat memiliki makna yang antagonis dengan aslinya. Band ini mulai menulis Detourn pada tahun 2009, dan akhirnya turun ke studio pada akhir 2011. Recording dan pencampuran berakhir pada bulan Januari, dan Detourn dirilis pada tanggal 16 Maret dari FFWD Records. Detourn telah menerima pujian yang signifikan. Rolling Stone Indonesia memberi album 4 out 5, memuji Detourn untuk campuran yang rocker anthemic dan orkestrasi rumit tepat. Tujuh tahun antara full-panjang, itu jelas bahwa The SIGIT tahu bagaimana untuk meringankan antisipasi.
SUMBER : http://www.thesigit.com/
THE S.I.G.IT - LIVING NEW YORK
2. GUGUN BLUES SHELTER Dibentuk pada tahun 2004 dengan nama The Blues Bug, namun karena nama tersebut sudah lebih dahulu digunakan selama 10 tahun oleh sebuah grup band asal Yunani, kemudian diubah namanya menjadi Blue Hand Gang, dan akhirnya menjadi Gugun Blues Shelter sampai saat mini.
Gugun Blues Shelter adalah grup musik tanah air yang beraliran blues, dengan personilnya terdiri dari: Gugun (gitaris), Jono (bas), dan Bowie (drum). Musik Gugun Blues Shelter banyak dipengaruhi oleh lagu – lagu dari Steve Ray Vaughan, Betty Davis, Jimi Hendrix, dan Led Zeppelin.
Gugun (Muhammad Gunawan) sendiri sudah mulai belajar memainkan gitar diusianya yang baru 6 tahun, saat masih berdomisili di Perumahan Caltex, Duria – Riau. Saat remaja Gugun sering bermain musik disebuah Cafe kecil (BBs Cafe Menteng). Disinilah dia bertemu dengan Jono sang basis.
Jono (Jonathan Armstrong) adalah warga negara Inggris yang menetap di Australia. Kemudian datang ke Indonesia awalnya untuk berlibur ke Aceh hingga akhirnya bertemu dengan Gugun di Jakarta.
Bowie (Adityo Wibowo) merupakan drumer yang direkrut oleh Gugun saat mereka pernah beberapa kali jamming. Gugun yang memang sedang mencari seorang drumer jazz yang punya power pukulan keras, melihat bahwa kriterianya itu ada pada Bowie.
Album pertama mereka diakhir tahun 2004, berjudul “Get The Bug”. Drummer Gugun Blues Shelter saat itu adalah Iskandar.
Pada awal tahun 2007, Gugun Blues Shelter merilis album kedua berjudul “Turn It On”. Di album ini Gugun terpilih sebagai The Number One Blues Of The Year2007 (Gitaris Blues Terbaik Asia Tenggara 2007) oleh MTV Trax Magazine.
Album ini juga mendapat penghargaan The Album Was Voted As One Of The Best Indonesian Album Of 2007 (Album Indonesia Terbaik 2007), dari Majalah Rolling Stone Indonesia.
Ditahun 2008 posisi Iskandar pada drum digantikan oleh Bowie.
Tahun 2010 Gugun Blues Shelter kembali meluncurkan album ketiga mereka yang berjudul“Gugun Blues Shelter”. Dialbum ini, lagu “When I See You Again” menjadi lagu blues favoritpada The Indonesia Edge Music Awards.
Gugun Blues Shelter pada tahun 2011 terpilih memenangi kompetisi The Hard Rock Cafe’s Global Battle Of The Bands (memperingati ulang tahun Hard Rock Cafe ke-40). Saat itu mereka tampil di Hyde Park bersama Bon Jovi, The Killers, dan Rod Steward.
Ditahun yang sama, beberapa lagu Gugun Blues Shelter yang dipilih dari album pertama sampai ke tiga mengisi album kompilasi Far East Blues Experience, dibawah label Grooveyards Records, asal Amerika.
Gugun Blues Shelter tidak hanya dikenal di Indonesia saja, namun penggemar mereka bahkan sampai ke Eropa. Gugun Blues Shelter sudah pernah melakukan tour ke beberpa kota di Inggris.
SUMBER : http://musikblues-info.blogspot.co.id/
3. GODBLESS
Berawal dari kembalinya Achmad Albar dari Negeri Belanda ke Indonesia sekitar tahun 1972 dengan mengajak serta Ludwig Lemans, gitaris Clover Leaf grup mereka semasa di negeri kincir angin. Selama 8 tahun menetap dan bermusik dan sempat menghasilkan beberapa hits di dataran Eropa bersama grup Clover Leaf antara lain “Don’t Spoil My Day” dan “Tell The World” ternyata membuat Achmad Albar kangen dengan handai taulan di Indonesia.
Clover Leaf
Awalnya hanya sekedar berlibur tapi liburan tersebut berubah setelah bertemu dengan (alm) Fuad Hassan dan Donny Fattah. Sebelumnya Achmad Albar sempat jalan bareng dengan Teddy Sujaya. Akhirnya mereka berempat (Albar, Donny, Fuad dan Ludwig) memiliki kesamaan dalam bermusik sehingga sepakat untuk berlatih di daerah Puncak.
Lantas baru berlatih selama dua pekan, mereka mendapat tawaran main di Lemans nightclub untuk menggantikan band Rollies yang mendapatkan kontrak main di nightclub Singapura. Tawaran tersebut datang dari Derek Madradi, kolega Fuad Hassan yang berprofesi sebagai pereli. Awalnya sempat ditolak karena mereka baru sempat berlatih beberapa lagu dan kekurangan satu personil untuk mengisi posisi keyboardist. Setelah diskusi beberapa kali akhirnya tawaran tersebut diambil dan mengajak Deddy Dores untuk main di Lemans nightclub. Waktu itu Achmad Albar (vokal), Ludwig Lemans (gitar), Donny Fattah (bass), Deddy Dores (kibor) dan Fuad Hassan (drum) memakai nama Crazy Wheels sebagai identitas grup, sebuah nama pemberian dari Derek Madradi yang identik dengan dunia reli.
Crazy Wheels merupakan cikal bakal lahirnya grup rock legendaris God Bless karena setelah itu mereka menembus panggung musik terbuka yang sangat prestise kala itu yaitu Teater Terbuka Taman Ismail Marzuki. Mereka tampil selama 2 malam yakni tanggal 4 dan 5 Mei 1973 minus Deddy Dores yang kala itu balik ke grupnya Freedom of Rhapsodia.
Tanggal 5 Mei 1973, Achmad Albar mengenalkan nama God Bless sebagai identitas grup bersama Donny Fattah (bass), Ludwig Lemans (gitar), Fuad Hassan (drum) serta Yockie Suryoprayogo (kibor) sekaligus sebagai formasi awal band rock legendaris God Bless.
Sejak diresmikannya nama God Bless, Albar dan grupnya meroket sebagai salah satu band rock yang menjanjikan setelah show mereka di TIM pada tanggal 4 dan 5 Mei 1973. Penampilan perdana mereka di panggung prestise TIM tersebut banyak mendapat puja – puji baik dari masyarakat luas maupun kalangan musisi.
God Bless Summer ’28
Penampilan fantastis mereka berikutnya kembali menjadi topik pembicaraan saat menjadi penampil di acara Summer ’28 di bilangan Pasar Minggu pada tanggal 16 Agustus 1973. Saat itu God Bless tampil dengan formasi II yaitu Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ludwig Lemans (gitar), Fuad Hassan (drum) dan Deddy Dores (kibor). Formasi tersebut juga tampil dalam Film Musikal “Ambisi” garapan Wim Umboh.
Setelah penampilan mereka di Summer ’28 tersebut, markas mereka dibanjiri dengan tawaran show keliling Indonesia. Pada saat banjir order manggung tiba-tiba God Bless dikejutkan dengan pulangnya gitaris andal kebangsaan Belanda, Ludwig Lemans dengan alasan visanya sudah habis. Posisi Ludwig digantikan oleh Deddy Dores setelah menggaet keyboardist band Shark Move, Soman Lubis. Formasi mereka di akhir tahun 1973 terdiri Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Deddy Dores (gitar), Soman Lubis (kibor) dan Fuad Hassan (drum), itulah formasi III God Bless.
God Bless 1973
Formasi III tersebut kembali mengalami perubahan disela-sela menjalani road show keliling Indonesia karena Soman Lubis lebih memilih kuliahnya, sehingga posisinya kembali diisi oleh Deddy Dores. Saat itu Godbless juga mengajak salah satu pendiri band top Rollies yakni Deddy Stanzah sehingga formasi IV terdiri Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (gitar), Deddy Stanzah (bass), Deddy Dores (kibor) dan Fuad Hassan (drum).
Formasi IV tersebut juga hanya bertahan dua kota mengingat (alm) Deddy Stanzah dipecat karena terlalu intim dengan obat-obatan terlarang. Keluarnya salah satu pembetot bass terbaik negeri ini ternyata diikuti oleh Deddy Dores yang juga ikut cabut karena mengeluhkan jauhnya jarak Bandung – Jakarta waktu itu.
Di saat God Bless mencari pengganti tiba-tiba dikejutkan dengan peristiwa kecelakaan motor yang merenggut dua nyawa personil andalan mereka yaitu Fuad Hassan (drum) dan Soman Lubis (kibor). Peristiwa itu terjadi pada tanggal 9 Juni 1974 di Pancoran ketika God Bless hendak berlatih bersama Nasution Brothers di daerah Pegangsaan.
Kecelakaan tersebut sempat menghebohkan dunia musik tanah air serta para fans God Bless mengingat Fuad Hassan dan Soman Lubis merupakan para musisi jempolan tanah air. Setelah peristiwa itu, God Bless hanya tinggal menyisakan dua personil yaitu Achmad Albar dan Donny Fattah. Untuk menuntaskan show dibeberapa kota maka God Bless mengajak Nasution Brothers yaitu Keenan Nasution (drum), Debbie Nasution (kibor) dan Odink Nasution (gitar). Itulah formasi ke V pada pertengahan tahun 1974.
God Bless – Nasution Brothers
Pergantian personil di tubuh Godbless terus bergulir, Nasution Brothers mundur karena membentuk grup sendiri akan tetapi tak lama setelah itu, God Bless menggaet musisi jempolan asal kota Malang yaitu Yockie Suryoprayogo (kibor) yang bergabung kembali bersama mereka, Teddy Sujaya (drum) dan Ian Antono (gitar). Dua nama terakhir yang disebut merupakan musisi band top Bentoel Malang.
God Bless 1975
Dengan formasi Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ian Antono (gitar), Yockie Suryoprayogo (kibor) dan Teddy Sujaya (drum), itulah formasi ke VI. Dengan formasi ini God Bless mencapai puncak keemasannya. Tawaran show terus masuk bahkan mereka mendapat kehormatan sebagai band pendamping Suzi Quatro dan Deep Purple di tahun 1975. Selain itu, mereka tampil dalam film “Laela Majenun” dan “Doel Anak Modern” dan kemudian mereka merilis debut album bertajuk “God Bless” produksi Pramaqua di tahun 1976.
Di tahun 1977 sampai tahun 1979, Godbless mengalami kevakuman karena industri musik rock tanah air mengalami kolaps sehingga membuat Achmad Albar bersolo karir dengan membentuk duet maut bernama Duo Kribo bersama dedengkot eks. grup AKA yaitu Ucok Harahap.
Duo Kribo
Pada tahun 1980, God Bless kembali menggebrak dengan album kedua bertajuk “Cermin” produksi Jakarta Central. Saat album Cermin dirilis, posisi Yockie Suryoprayogo digantikan Abadi Soesman karena saat itu Yockie sedang sibuk dengan Badai Band bersama (alm) Chrisye dan Erros Djarot. Formasi album Cermin merupakan formasi ke VII God Bless yang terdiri dari Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ian Antono (gitar), Teddy Sujaya (drum) dan Abadi Soesman (kibor).
Formasi Album Cermin – 1980
Formasi tersebut hanya bertahan hingga tahun 1982, Abadi Soesman kembali ke bandnya sendiri yakni Abadi Soesman Band. Selanjutnya direkrutlah Dodo Zakaria sehingga formasi ke VIII terdiri atas Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ian Antono (gitar), Teddy Sujaya (drum) dan Dodo Zakaria (kibor).
Di tahun 1985, formasi dengan keyboardist Dodo Zakaria sempat tampil dua kali dalam acara Rock Fusion di Balai Sidang tanggal 7 Agustus 1985 dan Rock Power TIM tanggal 31 Agustus 1985 duel meet GB vs SAS yang diprakarsai oleh Log Zhelebour.
Di tahun 1986, formasi God Bless kembali berubah. Posisi keyboardist kembali berganti dan God Bless kembali kepada formasi album pertama mereka yaitu Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ian Antono (gitar), Teddy Sujaya (drum) dan Yockie Suryoprayogo (kibor). Itulah formasi ke IX Godbless sejak diresmikan 5 Mei 1973.
Formasi Album Semut Hitam -1988
Formasi tersebut kemudian mengadakan tur 10 kota di Pulau Jawa dan di tahun 1988 menggebrak dengan album ketiga bertajuk “Semut Hitam” yang menuai sukses besar dari segi komersil. Merekapun melakukan tur keliling 27 kota di Indonesia yang meraup sukses besar. Album Semut Hitam banyak menghasilkan hit-hit legendaris seperti “Kehidupan”, “Rumah Kita”, “Semut Hitam”, “Bla Bla Bla…”, “Ogut Suping” dan “Trauma”.
Sukses dengan album dan tur Semut Hitam kemudian dilanjutkan dengan album “Raksasa” yang dirilis di tahun 1989 dengan warna musik yang sedikit berbeda dan sangat dominan, bergenre agak metal seiring dengan bergantinya posisi gitaris dari Ian Antono ke pundak Eet Syahranie, seorang gitaris muda yang pernah mengecap kursus gitar di negeri paman sam. Album tersebut menghasilkan hit – hit legendaris seperti “Menjilat Matahari”, “Cendawan Kuning” dan “Raksasa”.
Formasi Album Raksasa – 1989
Formasi God Bless dalam album Raksasa merupakan formasi ke X yang terdiri dari Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Eet Syahranie (gitar), Teddy Sujaya (drum) dan Yockie Suryoprayogo (kibor). Selepas album Raksasa, Log Zhelebour selaku promotor dan eksekutif produser God Bless kembali menggebrak dengan tur 40 Kota di Indonesia. Sayang tur tersebut tidak terselesaikan karena adanya masalah cengkeh yang berpengaruh terhadap industri rokok di Indonesia (saat itu tur God Bless disponsori oleh salah satu perusahaan rokok ternama). Tur itupun akhirnya terhenti ketika mereka main di Ancol pada tangal 30 Juni 1990. Formasi dengan gitaris Eet Syahranie kemudian berlanjut dengan meluncurkan album kompilasi bertajuk “The Story of God Bless” tahun 1990. Album kompilasi tersebut mengaransemen ulang 5 buah lagu lama yaitu “Huma Di atas Bukit”, “Musisi”, “Sesat”, “Setan Tertawa” dan “She Passed Away”. Dan pada tahun 1990, album Raksasa meraih BASF Award untuk kategori album rock terbaik.
Usai merilis album kompilasi, grup ini kembali mengalami tidur panjang meski di tahun 1991 sempat mengeluarkan satu single lagu berjudul “Vonis” karya Teddy Sujaya dan Jockie Suryoprayogo. Tidur panjang grup ini karena para personilnya sibuk dengan proyek masing-masing. Achmad Albar dan Donny Fattah membantu Ian Antono dengan mengibarkan Gong 2000, sebuah grup rock yang kerap memasukkan unsur musik tradisional dalam lagu-lagu mereka. Gong 2000 mendapat sambutan hangat dari para pecinta musik rock tanah air. Yockie dan Donny sibuk dengan proyek Kantata bersama Iwan Fals dan Setiawan Djody, Teddy Sujaya aktif dengan Anggun Cipta Sasmi dan Yossie Lucky sedangkan Eet Syahranie membentuk grup EdanE bersama Ecky Lamoh, Fajar Satritama dan Iwan Xaverius.
Di tahun 1997, Achmad Albar (vocal) mampu menyatukan kembali Donny Fattah (bass), Yockie Suryoprayogo (keyboard), Teddy Sujaya (drum) dan E’et Syahranie (gitar) untuk kembali ke rumah mereka yang bernama Godbless. Tidak hanya itu saja, Albar juga mengajak serta Ian Antono (gitar) untuk pulang ke rumah sehingga formasi mereka diisi duo gitaris handal negeri ini. Itulah formasi ke XI.
Formasi Album Apa Kabar – 1997
Selama dua bulan bertapa di Villa Aries Biru, Cisarua, Bogor sejak April – Juni 1997, akhirnya mereka merilis album kelima bertajuk “Apa Kabar?” yang menghasilkan 3 hit yakni “Apa Kabar?”, “Anakku” dan “Srigala Jalanan”. Di bulan Oktober 1997, God Bless meraih award dari Video Musik Indonesia (VMI) RCTI untuk lagu Srigala Jalanan sebagai kategori video klip terfavorit dan di bulan November 1997, klip lagu Anakku menyabet penghargaan sebagai Video Klip terbaik Video Musik Indonesia (VMI) RCTI. God Bless sempat melakukan konser di 5 kota di Pulau Jawa yaitu Surabaya (1 November 1997), Semarang (8 November 1997), Yogya (15 November 1997), Bandung (22 November 1997) dan Jakarta (3 Desember 1997).
Kebangkitan mereka ternyata kembali terhambat karena bangsa Indonesia dihantam badai krisis moneter dan terjadi kerusuhan di bulan Mei 1998. Dua hal ini membuat God Bless kembali mengalami kevakuman sampai tahun 2000 meskipun di bulan Juli 1999 sempet merilis single berjudul “Aku Bersaksi” karya Yockie Suryoprayogo.
Di tahun 2007, Gilang Ramadhan mundur dan digantikan oleh Yaya Muktio, seorang drummer yang sudah tidak asing bagi Achmad Albar, Ian Antono dan Donny Fattah. Yaya Muktio adalah penabuh drum Gong 2000 pimpinan Ian Antono. Formasi dengan Yaya Muktio merupakan formasi ke XIV dan dengan formasi tersebut, God Bless merilis album baru di tahun 2009 bertajuk “36 th”. Di formasi ke XIV tersebut, God Bless meraih penghargaan dari AMI Awards 2009 kategori Lifetime Achievement, dan The Immortal dari Majalah Rolling Stones Indonesia.
Formasi Album 36th – 2009
Formasi ke XIV ini kembali mengalami perubahan di tahun 2012, God Bless menggandeng Fajar Satritama sebagai drummer yang notabene masih tercatat sebagai drummer band Edane. Selain itu, God Bless juga sempat tampil selama beberapa bulan di tahun 2012 tanpa Donny Fattah yang sempat terkena serangan jantung. Posisi Donny Fattah diisi oleh Arya Setyadi, seorang pemain bass dari band Wolfgang dan juga tercatat sebagai instruktur musik. Namun dipertengahan tahun 2012, Formasi God Bless kembali diperkuat oleh Bassist Donny Fattah dan tetap meminta bantuan Fajar Satritama sebagai penabuh drum sehingga formasi God Bless sampai dengan saat ini adalah Achmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah, Abadi Soesman dan Fajar Satritama (formasi ke XV).
Saat ini God Bless tengah mempersiapkan acara khusus memperingati 40 tahun usia grup mereka sejak diresmikan pada tanggal 5 Mei 1973, dimana mereka tampil pertama kalinya di panggung prestise Arena Terbuka Taman Ismail Marzuki. God Bless juga tengah mempersiapkan sebuah album baru yang jika terwujud merupakan album rekaman mereka yang ketujuh sepanjang berkarir dalam blantika musik cadas di tanah air.
SUMBER : http://www.godblessrock.com/
4. THE TIELMAN BROTHER
Nah...ini nih band yang konon katanya menjadi band tertua dalam sejarah musik Rock 'n Roll. band asal surabaya yang hijrah ke Belanda. Katanya juga, band ini menjadi inspirasi juga bagi band legendaris The Beatles. saya tidak banyak tau sih band ini, tapi yang jelas aksi panggungnya gila. mantep deh.
5. BIP
BIP adalah grup band yang didirikan oleh tiga orang musisi yang hengkang dari Slank pada tahun 1996, yaitu Parlin Burman/Pay (gitar), Bongky Marcel Ismail alias Bongky (bass), dan Indra Chandra Setiadi alias Indra Q(keyboard). Kini formasi mereka dilengkapi oleh Irfan Fahri Lazuardy/Ipang (vokal) serta additional drum Dede Kumala.
Bongky, Indra, dan Pay sepakat mendirikan BIP empat tahun setelah berpisah dari Slank, tepatnya pada tanggal 20 April 2000 di acara reuni Potlot yang diadakan di GOR Saparua, Bandung. Sebelumnya, para personel jebolan Slank itu pernah membentuk grup band Sablenk (Saya Bekas Anak Slank). Vokalis awal BIP adalah Irang Perdana Arkad. Mereka pun merilis album Turun dari Langit (2001) mengandalkan lagu "Skak Mat" dan Min Plus (2002) di bawah PT EMI Music Indonesia. Namun pada awal Maret 2003, Irang memutuskan untuk mengundurkan diri dari BIP. April 2003, bertepatan dengan dirilisnya album The Best of BIP yang merangkum 14 tembang, BIP mengumumkan mereka tidak lagi memakai Irang sebagai vokalis. Dan sebagai tanda perpisahan itu, Irang tetap mengisi vokal pada lagu terbaru Bip, yaitu "Ternyata Harus Memilih" dan "Bosen". Sebagai gantinya, mereka menggandeng Ipang, mantan vokalis Plastik. Dengan format Bongky (bass), Indra (keyboard), Pay (gitar), Jaka (drum), dan Ipang (vokal), mereka merilis album Udara Segar (2004) di bawah Forte Record. Setelah vakum selama kurang lebih enam tahun, akhirnya pada 26 November 2010 BIP mengeluarkan album baru mereka yang bertajuk Berangkat di bawah naungan Fame Music.
Di tahun 2010 ini BIP akan mengeluarkan album baru berjudul BERANGKAT di bawah Fame Music dengan formasi baru. Bongky (bass, vocals), Indra (keyboards), Ipang (vocals), Pay (guitars), Dede (additional drums), ada 6 lagu baru di dalam album BERANGKAT. Keberadaan fans atau penggemar merupakan energi tambahan bagi musisi. Penerimaan dan sambutan yang baik dari fans, merupakan dorongan yang luar biasa bagi sang musisi untuk terus berkarya. Tentunya selain kebutuhan akan ekspresi, eksistensi dan sumber materi. Fenomena ini yang dialami group band Bip. Dimana keberadaan para Bipers (kelompok penggemar Bip) yang gak bosen dan capek, yang mencegah group band ini larut dan bangkit, dari belitan kesibukan masing2 personelnya.
Seperti diketahui, masing2 personal Bip merupakan nama2 yang familiar dan memiliki reputasi dalam industri musik dinegri ini. Ada Pay yang dikenal sebagai produser yang produktif dalam mencipta lagu dan melahirkan talent2 baru. Bongky juga sama, malah dia mulai tampil sebagai artis melalui Group Warteg Boys. Ada Indra Q sang sound enginer laris untuk banyak album rekaman. Juga Ipang dengan project solo, soundtrack film dan featuring2nya. Dan memang kesibukan mereka yang telah memberi konsekwensi pada aktivitas Bip sebagai group band. Dampaknya, kegiatan manggung sering gagal karena susah menentukan dan men sinkronkan jadwal masing2, termasuk kegiatan produksi album rekaman Bip yang jadi terbengkalai. Padahal mereka sempat merekam 7 lagu, dalam kurun 7 tahun. Praktis sejak merilis album Udara Segar diakhir tahun 2003, Bip tidak juga merilis album lagi. Akhirnya secara perlahan Bip jadi jarang tampil dalam berbagai event maupun sorotan media. Walau secara personal, masing2 wara-wiri dimana-mana. Dan rese’nya, mereka masih tetap bertemu dan berhubungan, masih bikin lagu bareng, tapi bukan buat Bip, paling sesekali kalo pengen. Ya kalo gitu kenapa Bip-nya gak dibubarin aja kalo gitu. Ternyata itu juga nggak bisa, karena terlalu sibuk,
ngebubarin band aja mereka nggak sempet..
Nah dalam situasi tersebut, ternyata para Bipers masih saja mengharap. Hampir tiap hari ada aja yang dateng, untuk sekedar say hallo, menanyakan keadaan atau memberikan tuntutan. Belom yang melalui surat, telp atau sms. Dari mulai bertanya, meminta, memohon, sampai unjuk rasa. Tiap malam minggu mereka berkumpul, nyanyi2, membentang spanduk, sampai long march waktu Bip ultah,mereka jalan kaki dari lap Banteng ke studio, markas di Cempaka Putih..! Pokoknya berbagai cara mereka lakukan, untuk menunjukan kecintaan dan menggugah Bip agar kembali ber-kreativitas untuk mereka. Tapi Bip-nya cuma bisa terharu, ikutan nongkrong, foto2, tandatangan. Terus masuk lagi ke studio, rekaman bikin lagu, buat orang…
Sampai kemudian Facebook ngetrend,semua kena demamnya termasuk Bip. Melalui jejaring sosial ini para bipers bisa komunikasi dan curhat langsung. Baru mereka bisa mengerti dan merasakan,kerinduan para Bipers terhadap lagu-lagu mereka. Sampai kemudian Indra mengambil 2 lagu dari lagulagu yang udah direkam tersebut, judulnya Struggle & Rock’n roll palsu. Di-mix & mastering + dibikinin video clips, terus di upload di Youtube dan diberikan secara gratis. Lumayan, sedikit kerinduan terobati, dan sebagian Bipers yang tadinya kecewa mulai nengok lagi.
Sampai momentumnya,tanggal 31 oktober 2009 Bip main di acara Indonesia Live di istora Senayan, para Bipers dateng dari mana-mana, hadir melepas kerinduan, mereka party, nyanyi dari awal sampe akhir pertunjukan.Merinding lah semuanya.Selanjutnya masih melalui Facebook (FB), para BIPers mau patungan coba ? masing2 ngumpulin duit 50 ribu buat ngebiayain bip rekaman album baru. Makin tergugah-lah. Sempet mau dikordinir dan dibikin exclusive aja. Tapi untung kejadiannya lain, bipers gak perlu inden. Karena Fame sebagai promotor acara Indonesian Live tersebut, ternyata bersedia menjadi Executive Produser album rekaman Bip.
Akhirnya setelah bertahun-tahun, jadi juga rekaman. Belajar dari pengalaman, dipilih cara karantina. Semua dikumpulin disuatu tempat dan fokus menyelesaikan album, tidak boleh terganggu oleh urusan lain termasuk becak2an. Komitmennya, kalo album belom selesai nggak boleh pulang. Maka jadilah di pertengahan February 2010. Bip beserta team memboyong semua isi studio dan peralatan, menginap disebuah Villa didaerah Pandeglang. Disebuah rumah peristirahatan terpencil ditengah areal persawahan, jauh dari mana-mana.Menarik prosesnya, bagaimana menyiasati kondisi yang ada, dengan perlengkapan sedapatnya, sehingga memenuhi standarad dan layak untuk melakukan proses rekaman. Beberapa ruangan dirumah itu disulap menjadi studio rekaman, lengkap dengan tata akustik dan segala instalasi nya. Belom lagi soal cuaca, listrik yang byar pet, akustik bocor… Ok, simpan dulu d.. biar aja nanti ditulis jadi ceritatersendiri..
Hari pertama dilalui dengan setting, setting dan setting. Indra Q yang memboyong semua keyboard-nya dengan instalasi yang jadi berita di Facebook (FB), memicu mood temen yang lain dengan efek dan sound2 era Rock 80an. Bongky kontan ngeluarin katalog ide. Pay & Ipang siapin jurus koncian. Dede drumer siap menjaga bit serta dokumentasi.. ?. Dan jreng.. hari-hari selanjutnya mereka sukses merekam 6 lagu secara jaming. Malem tentu take-nya, begadang pastinya. Ritualnya pada bangun siang, ngobrol ngalor-ngidul sampai sore sambil menikmati suasana villa. Sekalian refreshing juga full kenyamanan. Cari tukang pijit, bawa koki sendiri biar selera makan terjaga. Pokoknya suasana rekaman jadi fresh dan efisien. Yang pasti, gak usah saling tunggu atau cari2an, karena pada kumpul semua, tinggal panggil. Sambil masing2 mengulang atau mengganti hasil take + isian, pencarian tema dan lirik berjalan. Seru lah, diseling canda, lawak, gosip, juga obrolan serius atau pembicaraan mencapai langit.. ?. Intinya karena udah lama gak ngumpul, masing2 bawa cerita, pengalaman dan pandangan baru, yang membuat proses kerja jadi meriah. Selama disana di dapat tema dan lirik lagu.
Sebenernya sih masih banyak band ROCK 'N ROLL Indonesia yang keren. tapi cukup sekian dulu deh.
adskproject03:04:00New Google SEOBandung, Indonesia
Halo bro sist, kali ini saya akan membahas masalah musik rock di negeri ini. sebelumnya saya mau tanya dulu nih, apa musik yang kalian dengarkan ketika sedang sedih? apa musik yang kalian dengarkan ketika di pagi hari? Come on guys...kita harus menjadi realistis dan puitis.(asik). Kalo kalian sedih, denger musik sedih ya tambah sedih dong... kalau kalian denger musik mendayu-dayu di pagi hari ya lemes dong...mana ekspresinya? saya berpikir jika di negeri ini pendengar musiknya tergolong tidak kreatif dalam mengamati lagunya. Mereka lebih suka mendengarkan musik yang disajikan oleh acara Televisi. menurut saya banyak yang tidak berkualitas dan hanya numpang lewat seperti iklan. hehehe maaf guys...terbawa suasana. setiap orrang mempunyai selera berbeda-beda pastinya. dan saya menghargai itu.
oke... langsung aja nih buat bro sist yang pengen tau 5 band Rock 'n Roll Indonesia yang harus di dengerin. Biar tambah semangat :
1. THE S.I.G.I.T (THE SUPER INSURGENT GROUP OF INTEMPERANCE TALENT)
Kuartet Indonesia The SIGIT menghasilkan menggembirakan campuran hard rock yang telah menerima pujian dari orang-orang seperti Rolling Stone Indonesia. The SIGIT dimulai pada akhir tahun 90-an oleh empat teman-teman SMA, yang berbagi kekaguman yang saling menguntungkan untuk dewa rock 70-an. Diam-diam di dalam kelas, kelompok itu akan mendengarkan mereka 70-an pengaruh, selain fenomena baru seperti Brit-pop, shoegaze, dan modern punk-rock. Setelah kelas mereka akan kembali bersidang-di garasi, di mana mereka ditiru berbagai suara dan gaya mereka mendengar hari itu. berbagai The SIGIT untuk kepentingan gaya membuatnya sulit awalnya untuk mengidentifikasi musik yang akan cocok materi inventif mereka.
Dibentuk pada tahun 2000-an, saat seniman seperti Limp Bizkit dan Britney Spears mendominasi gelombang udara, The SIGIT bertanya-tanya bagaimana kecenderungan berbasis batu dan hormat untuk beberapa gaya akan diterima oleh khalayak. Untuk mengetahui, mereka mulai mengirimkan undangan untuk manggung garasi mingguan, yang menampilkan bir, barbeque, dan musik menarik The SIGIT ini. Reaksi penonton sangat positif, dan empat potong menyadari bahwa mereka tidak akan dipaksa untuk membatasi konvensi radio untuk mendapatkan pendengar. cinta otentik mereka untuk selamanya rock 'n' roll tua akan lebih dari cukup.
Dalam menanggapi pertunjukan garasi populer, The SIGIT merilis debut EP di akhir 2004. publikasi terhormat dan label seperti FFWD Record datang memanggil, memberikan Kesempatan SIGIT untuk melakukan di luar garasi mereka. Dengan energi tinggi dan pertunjukan bergairah, profil mereka mulai bangkit dengan cepat melalui pertunjukan live, setting panggung untuk The SIGIT tahun 2007 full-length debut Idea Terlihat Kesempurnaan. Album ini mendapat bercahaya tinjauan, terutama dari publikasi Australia seperti cepat Louder. Hal ini menyebabkan pertunjukan internasional pertama The SIGIT, ketika mereka melakukan tur Australia untuk Idea Terlihat Kesempurnaan. Pada tahun 2009, The SIGIT yang tampil di festival US seperti SXSW. Juni itu, mereka merilis koleksi sepuluh lagu yang beragam berjudul Hertz Dyslexia, yang termasuk DVD live footage dan video musik. Untuk merayakan rilis, The SIGIT menggelar konser solo di Bandung, yang dihadiri oleh penonton terjual habis lebih dari 3500 penggemar. Sebuah tur nasional akan mengikuti, dan kehadiran internasional The SIGIT akan meningkat secara signifikan.
The SIGIT baru ini merilis album full-length kedua mereka, Detourn. Judul adalah pun pada kata "detournement", variasi pada media bekerja sebelumnya di mana salah satu yang baru dibuat memiliki makna yang antagonis dengan aslinya. Band ini mulai menulis Detourn pada tahun 2009, dan akhirnya turun ke studio pada akhir 2011. Recording dan pencampuran berakhir pada bulan Januari, dan Detourn dirilis pada tanggal 16 Maret dari FFWD Records. Detourn telah menerima pujian yang signifikan. Rolling Stone Indonesia memberi album 4 out 5, memuji Detourn untuk campuran yang rocker anthemic dan orkestrasi rumit tepat. Tujuh tahun antara full-panjang, itu jelas bahwa The SIGIT tahu bagaimana untuk meringankan antisipasi.
SUMBER : http://www.thesigit.com/
THE S.I.G.IT - LIVING NEW YORK
2. GUGUN BLUES SHELTER Dibentuk pada tahun 2004 dengan nama The Blues Bug, namun karena nama tersebut sudah lebih dahulu digunakan selama 10 tahun oleh sebuah grup band asal Yunani, kemudian diubah namanya menjadi Blue Hand Gang, dan akhirnya menjadi Gugun Blues Shelter sampai saat mini.
Gugun Blues Shelter adalah grup musik tanah air yang beraliran blues, dengan personilnya terdiri dari: Gugun (gitaris), Jono (bas), dan Bowie (drum). Musik Gugun Blues Shelter banyak dipengaruhi oleh lagu – lagu dari Steve Ray Vaughan, Betty Davis, Jimi Hendrix, dan Led Zeppelin.
Gugun (Muhammad Gunawan) sendiri sudah mulai belajar memainkan gitar diusianya yang baru 6 tahun, saat masih berdomisili di Perumahan Caltex, Duria – Riau. Saat remaja Gugun sering bermain musik disebuah Cafe kecil (BBs Cafe Menteng). Disinilah dia bertemu dengan Jono sang basis.
Jono (Jonathan Armstrong) adalah warga negara Inggris yang menetap di Australia. Kemudian datang ke Indonesia awalnya untuk berlibur ke Aceh hingga akhirnya bertemu dengan Gugun di Jakarta.
Bowie (Adityo Wibowo) merupakan drumer yang direkrut oleh Gugun saat mereka pernah beberapa kali jamming. Gugun yang memang sedang mencari seorang drumer jazz yang punya power pukulan keras, melihat bahwa kriterianya itu ada pada Bowie.
Album pertama mereka diakhir tahun 2004, berjudul “Get The Bug”. Drummer Gugun Blues Shelter saat itu adalah Iskandar.
Pada awal tahun 2007, Gugun Blues Shelter merilis album kedua berjudul “Turn It On”. Di album ini Gugun terpilih sebagai The Number One Blues Of The Year2007 (Gitaris Blues Terbaik Asia Tenggara 2007) oleh MTV Trax Magazine.
Album ini juga mendapat penghargaan The Album Was Voted As One Of The Best Indonesian Album Of 2007 (Album Indonesia Terbaik 2007), dari Majalah Rolling Stone Indonesia.
Ditahun 2008 posisi Iskandar pada drum digantikan oleh Bowie.
Tahun 2010 Gugun Blues Shelter kembali meluncurkan album ketiga mereka yang berjudul“Gugun Blues Shelter”. Dialbum ini, lagu “When I See You Again” menjadi lagu blues favoritpada The Indonesia Edge Music Awards.
Gugun Blues Shelter pada tahun 2011 terpilih memenangi kompetisi The Hard Rock Cafe’s Global Battle Of The Bands (memperingati ulang tahun Hard Rock Cafe ke-40). Saat itu mereka tampil di Hyde Park bersama Bon Jovi, The Killers, dan Rod Steward.
Ditahun yang sama, beberapa lagu Gugun Blues Shelter yang dipilih dari album pertama sampai ke tiga mengisi album kompilasi Far East Blues Experience, dibawah label Grooveyards Records, asal Amerika.
Gugun Blues Shelter tidak hanya dikenal di Indonesia saja, namun penggemar mereka bahkan sampai ke Eropa. Gugun Blues Shelter sudah pernah melakukan tour ke beberpa kota di Inggris.
SUMBER : http://musikblues-info.blogspot.co.id/
3. GODBLESS
Berawal dari kembalinya Achmad Albar dari Negeri Belanda ke Indonesia sekitar tahun 1972 dengan mengajak serta Ludwig Lemans, gitaris Clover Leaf grup mereka semasa di negeri kincir angin. Selama 8 tahun menetap dan bermusik dan sempat menghasilkan beberapa hits di dataran Eropa bersama grup Clover Leaf antara lain “Don’t Spoil My Day” dan “Tell The World” ternyata membuat Achmad Albar kangen dengan handai taulan di Indonesia.
Clover Leaf
Awalnya hanya sekedar berlibur tapi liburan tersebut berubah setelah bertemu dengan (alm) Fuad Hassan dan Donny Fattah. Sebelumnya Achmad Albar sempat jalan bareng dengan Teddy Sujaya. Akhirnya mereka berempat (Albar, Donny, Fuad dan Ludwig) memiliki kesamaan dalam bermusik sehingga sepakat untuk berlatih di daerah Puncak.
Lantas baru berlatih selama dua pekan, mereka mendapat tawaran main di Lemans nightclub untuk menggantikan band Rollies yang mendapatkan kontrak main di nightclub Singapura. Tawaran tersebut datang dari Derek Madradi, kolega Fuad Hassan yang berprofesi sebagai pereli. Awalnya sempat ditolak karena mereka baru sempat berlatih beberapa lagu dan kekurangan satu personil untuk mengisi posisi keyboardist. Setelah diskusi beberapa kali akhirnya tawaran tersebut diambil dan mengajak Deddy Dores untuk main di Lemans nightclub. Waktu itu Achmad Albar (vokal), Ludwig Lemans (gitar), Donny Fattah (bass), Deddy Dores (kibor) dan Fuad Hassan (drum) memakai nama Crazy Wheels sebagai identitas grup, sebuah nama pemberian dari Derek Madradi yang identik dengan dunia reli.
Crazy Wheels merupakan cikal bakal lahirnya grup rock legendaris God Bless karena setelah itu mereka menembus panggung musik terbuka yang sangat prestise kala itu yaitu Teater Terbuka Taman Ismail Marzuki. Mereka tampil selama 2 malam yakni tanggal 4 dan 5 Mei 1973 minus Deddy Dores yang kala itu balik ke grupnya Freedom of Rhapsodia.
Tanggal 5 Mei 1973, Achmad Albar mengenalkan nama God Bless sebagai identitas grup bersama Donny Fattah (bass), Ludwig Lemans (gitar), Fuad Hassan (drum) serta Yockie Suryoprayogo (kibor) sekaligus sebagai formasi awal band rock legendaris God Bless.
Sejak diresmikannya nama God Bless, Albar dan grupnya meroket sebagai salah satu band rock yang menjanjikan setelah show mereka di TIM pada tanggal 4 dan 5 Mei 1973. Penampilan perdana mereka di panggung prestise TIM tersebut banyak mendapat puja – puji baik dari masyarakat luas maupun kalangan musisi.
God Bless Summer ’28
Penampilan fantastis mereka berikutnya kembali menjadi topik pembicaraan saat menjadi penampil di acara Summer ’28 di bilangan Pasar Minggu pada tanggal 16 Agustus 1973. Saat itu God Bless tampil dengan formasi II yaitu Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ludwig Lemans (gitar), Fuad Hassan (drum) dan Deddy Dores (kibor). Formasi tersebut juga tampil dalam Film Musikal “Ambisi” garapan Wim Umboh.
Setelah penampilan mereka di Summer ’28 tersebut, markas mereka dibanjiri dengan tawaran show keliling Indonesia. Pada saat banjir order manggung tiba-tiba God Bless dikejutkan dengan pulangnya gitaris andal kebangsaan Belanda, Ludwig Lemans dengan alasan visanya sudah habis. Posisi Ludwig digantikan oleh Deddy Dores setelah menggaet keyboardist band Shark Move, Soman Lubis. Formasi mereka di akhir tahun 1973 terdiri Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Deddy Dores (gitar), Soman Lubis (kibor) dan Fuad Hassan (drum), itulah formasi III God Bless.
God Bless 1973
Formasi III tersebut kembali mengalami perubahan disela-sela menjalani road show keliling Indonesia karena Soman Lubis lebih memilih kuliahnya, sehingga posisinya kembali diisi oleh Deddy Dores. Saat itu Godbless juga mengajak salah satu pendiri band top Rollies yakni Deddy Stanzah sehingga formasi IV terdiri Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (gitar), Deddy Stanzah (bass), Deddy Dores (kibor) dan Fuad Hassan (drum).
Formasi IV tersebut juga hanya bertahan dua kota mengingat (alm) Deddy Stanzah dipecat karena terlalu intim dengan obat-obatan terlarang. Keluarnya salah satu pembetot bass terbaik negeri ini ternyata diikuti oleh Deddy Dores yang juga ikut cabut karena mengeluhkan jauhnya jarak Bandung – Jakarta waktu itu.
Di saat God Bless mencari pengganti tiba-tiba dikejutkan dengan peristiwa kecelakaan motor yang merenggut dua nyawa personil andalan mereka yaitu Fuad Hassan (drum) dan Soman Lubis (kibor). Peristiwa itu terjadi pada tanggal 9 Juni 1974 di Pancoran ketika God Bless hendak berlatih bersama Nasution Brothers di daerah Pegangsaan.
Kecelakaan tersebut sempat menghebohkan dunia musik tanah air serta para fans God Bless mengingat Fuad Hassan dan Soman Lubis merupakan para musisi jempolan tanah air. Setelah peristiwa itu, God Bless hanya tinggal menyisakan dua personil yaitu Achmad Albar dan Donny Fattah. Untuk menuntaskan show dibeberapa kota maka God Bless mengajak Nasution Brothers yaitu Keenan Nasution (drum), Debbie Nasution (kibor) dan Odink Nasution (gitar). Itulah formasi ke V pada pertengahan tahun 1974.
God Bless – Nasution Brothers
Pergantian personil di tubuh Godbless terus bergulir, Nasution Brothers mundur karena membentuk grup sendiri akan tetapi tak lama setelah itu, God Bless menggaet musisi jempolan asal kota Malang yaitu Yockie Suryoprayogo (kibor) yang bergabung kembali bersama mereka, Teddy Sujaya (drum) dan Ian Antono (gitar). Dua nama terakhir yang disebut merupakan musisi band top Bentoel Malang.
God Bless 1975
Dengan formasi Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ian Antono (gitar), Yockie Suryoprayogo (kibor) dan Teddy Sujaya (drum), itulah formasi ke VI. Dengan formasi ini God Bless mencapai puncak keemasannya. Tawaran show terus masuk bahkan mereka mendapat kehormatan sebagai band pendamping Suzi Quatro dan Deep Purple di tahun 1975. Selain itu, mereka tampil dalam film “Laela Majenun” dan “Doel Anak Modern” dan kemudian mereka merilis debut album bertajuk “God Bless” produksi Pramaqua di tahun 1976.
Di tahun 1977 sampai tahun 1979, Godbless mengalami kevakuman karena industri musik rock tanah air mengalami kolaps sehingga membuat Achmad Albar bersolo karir dengan membentuk duet maut bernama Duo Kribo bersama dedengkot eks. grup AKA yaitu Ucok Harahap.
Duo Kribo
Pada tahun 1980, God Bless kembali menggebrak dengan album kedua bertajuk “Cermin” produksi Jakarta Central. Saat album Cermin dirilis, posisi Yockie Suryoprayogo digantikan Abadi Soesman karena saat itu Yockie sedang sibuk dengan Badai Band bersama (alm) Chrisye dan Erros Djarot. Formasi album Cermin merupakan formasi ke VII God Bless yang terdiri dari Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ian Antono (gitar), Teddy Sujaya (drum) dan Abadi Soesman (kibor).
Formasi Album Cermin – 1980
Formasi tersebut hanya bertahan hingga tahun 1982, Abadi Soesman kembali ke bandnya sendiri yakni Abadi Soesman Band. Selanjutnya direkrutlah Dodo Zakaria sehingga formasi ke VIII terdiri atas Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ian Antono (gitar), Teddy Sujaya (drum) dan Dodo Zakaria (kibor).
Di tahun 1985, formasi dengan keyboardist Dodo Zakaria sempat tampil dua kali dalam acara Rock Fusion di Balai Sidang tanggal 7 Agustus 1985 dan Rock Power TIM tanggal 31 Agustus 1985 duel meet GB vs SAS yang diprakarsai oleh Log Zhelebour.
Di tahun 1986, formasi God Bless kembali berubah. Posisi keyboardist kembali berganti dan God Bless kembali kepada formasi album pertama mereka yaitu Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ian Antono (gitar), Teddy Sujaya (drum) dan Yockie Suryoprayogo (kibor). Itulah formasi ke IX Godbless sejak diresmikan 5 Mei 1973.
Formasi Album Semut Hitam -1988
Formasi tersebut kemudian mengadakan tur 10 kota di Pulau Jawa dan di tahun 1988 menggebrak dengan album ketiga bertajuk “Semut Hitam” yang menuai sukses besar dari segi komersil. Merekapun melakukan tur keliling 27 kota di Indonesia yang meraup sukses besar. Album Semut Hitam banyak menghasilkan hit-hit legendaris seperti “Kehidupan”, “Rumah Kita”, “Semut Hitam”, “Bla Bla Bla…”, “Ogut Suping” dan “Trauma”.
Sukses dengan album dan tur Semut Hitam kemudian dilanjutkan dengan album “Raksasa” yang dirilis di tahun 1989 dengan warna musik yang sedikit berbeda dan sangat dominan, bergenre agak metal seiring dengan bergantinya posisi gitaris dari Ian Antono ke pundak Eet Syahranie, seorang gitaris muda yang pernah mengecap kursus gitar di negeri paman sam. Album tersebut menghasilkan hit – hit legendaris seperti “Menjilat Matahari”, “Cendawan Kuning” dan “Raksasa”.
Formasi Album Raksasa – 1989
Formasi God Bless dalam album Raksasa merupakan formasi ke X yang terdiri dari Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Eet Syahranie (gitar), Teddy Sujaya (drum) dan Yockie Suryoprayogo (kibor). Selepas album Raksasa, Log Zhelebour selaku promotor dan eksekutif produser God Bless kembali menggebrak dengan tur 40 Kota di Indonesia. Sayang tur tersebut tidak terselesaikan karena adanya masalah cengkeh yang berpengaruh terhadap industri rokok di Indonesia (saat itu tur God Bless disponsori oleh salah satu perusahaan rokok ternama). Tur itupun akhirnya terhenti ketika mereka main di Ancol pada tangal 30 Juni 1990. Formasi dengan gitaris Eet Syahranie kemudian berlanjut dengan meluncurkan album kompilasi bertajuk “The Story of God Bless” tahun 1990. Album kompilasi tersebut mengaransemen ulang 5 buah lagu lama yaitu “Huma Di atas Bukit”, “Musisi”, “Sesat”, “Setan Tertawa” dan “She Passed Away”. Dan pada tahun 1990, album Raksasa meraih BASF Award untuk kategori album rock terbaik.
Usai merilis album kompilasi, grup ini kembali mengalami tidur panjang meski di tahun 1991 sempat mengeluarkan satu single lagu berjudul “Vonis” karya Teddy Sujaya dan Jockie Suryoprayogo. Tidur panjang grup ini karena para personilnya sibuk dengan proyek masing-masing. Achmad Albar dan Donny Fattah membantu Ian Antono dengan mengibarkan Gong 2000, sebuah grup rock yang kerap memasukkan unsur musik tradisional dalam lagu-lagu mereka. Gong 2000 mendapat sambutan hangat dari para pecinta musik rock tanah air. Yockie dan Donny sibuk dengan proyek Kantata bersama Iwan Fals dan Setiawan Djody, Teddy Sujaya aktif dengan Anggun Cipta Sasmi dan Yossie Lucky sedangkan Eet Syahranie membentuk grup EdanE bersama Ecky Lamoh, Fajar Satritama dan Iwan Xaverius.
Di tahun 1997, Achmad Albar (vocal) mampu menyatukan kembali Donny Fattah (bass), Yockie Suryoprayogo (keyboard), Teddy Sujaya (drum) dan E’et Syahranie (gitar) untuk kembali ke rumah mereka yang bernama Godbless. Tidak hanya itu saja, Albar juga mengajak serta Ian Antono (gitar) untuk pulang ke rumah sehingga formasi mereka diisi duo gitaris handal negeri ini. Itulah formasi ke XI.
Formasi Album Apa Kabar – 1997
Selama dua bulan bertapa di Villa Aries Biru, Cisarua, Bogor sejak April – Juni 1997, akhirnya mereka merilis album kelima bertajuk “Apa Kabar?” yang menghasilkan 3 hit yakni “Apa Kabar?”, “Anakku” dan “Srigala Jalanan”. Di bulan Oktober 1997, God Bless meraih award dari Video Musik Indonesia (VMI) RCTI untuk lagu Srigala Jalanan sebagai kategori video klip terfavorit dan di bulan November 1997, klip lagu Anakku menyabet penghargaan sebagai Video Klip terbaik Video Musik Indonesia (VMI) RCTI. God Bless sempat melakukan konser di 5 kota di Pulau Jawa yaitu Surabaya (1 November 1997), Semarang (8 November 1997), Yogya (15 November 1997), Bandung (22 November 1997) dan Jakarta (3 Desember 1997).
Kebangkitan mereka ternyata kembali terhambat karena bangsa Indonesia dihantam badai krisis moneter dan terjadi kerusuhan di bulan Mei 1998. Dua hal ini membuat God Bless kembali mengalami kevakuman sampai tahun 2000 meskipun di bulan Juli 1999 sempet merilis single berjudul “Aku Bersaksi” karya Yockie Suryoprayogo.
Di tahun 2007, Gilang Ramadhan mundur dan digantikan oleh Yaya Muktio, seorang drummer yang sudah tidak asing bagi Achmad Albar, Ian Antono dan Donny Fattah. Yaya Muktio adalah penabuh drum Gong 2000 pimpinan Ian Antono. Formasi dengan Yaya Muktio merupakan formasi ke XIV dan dengan formasi tersebut, God Bless merilis album baru di tahun 2009 bertajuk “36 th”. Di formasi ke XIV tersebut, God Bless meraih penghargaan dari AMI Awards 2009 kategori Lifetime Achievement, dan The Immortal dari Majalah Rolling Stones Indonesia.
Formasi Album 36th – 2009
Formasi ke XIV ini kembali mengalami perubahan di tahun 2012, God Bless menggandeng Fajar Satritama sebagai drummer yang notabene masih tercatat sebagai drummer band Edane. Selain itu, God Bless juga sempat tampil selama beberapa bulan di tahun 2012 tanpa Donny Fattah yang sempat terkena serangan jantung. Posisi Donny Fattah diisi oleh Arya Setyadi, seorang pemain bass dari band Wolfgang dan juga tercatat sebagai instruktur musik. Namun dipertengahan tahun 2012, Formasi God Bless kembali diperkuat oleh Bassist Donny Fattah dan tetap meminta bantuan Fajar Satritama sebagai penabuh drum sehingga formasi God Bless sampai dengan saat ini adalah Achmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah, Abadi Soesman dan Fajar Satritama (formasi ke XV).
Saat ini God Bless tengah mempersiapkan acara khusus memperingati 40 tahun usia grup mereka sejak diresmikan pada tanggal 5 Mei 1973, dimana mereka tampil pertama kalinya di panggung prestise Arena Terbuka Taman Ismail Marzuki. God Bless juga tengah mempersiapkan sebuah album baru yang jika terwujud merupakan album rekaman mereka yang ketujuh sepanjang berkarir dalam blantika musik cadas di tanah air.
SUMBER : http://www.godblessrock.com/
4. THE TIELMAN BROTHER
Nah...ini nih band yang konon katanya menjadi band tertua dalam sejarah musik Rock 'n Roll. band asal surabaya yang hijrah ke Belanda. Katanya juga, band ini menjadi inspirasi juga bagi band legendaris The Beatles. saya tidak banyak tau sih band ini, tapi yang jelas aksi panggungnya gila. mantep deh.
5. BIP
BIP adalah grup band yang didirikan oleh tiga orang musisi yang hengkang dari Slank pada tahun 1996, yaitu Parlin Burman/Pay (gitar), Bongky Marcel Ismail alias Bongky (bass), dan Indra Chandra Setiadi alias Indra Q(keyboard). Kini formasi mereka dilengkapi oleh Irfan Fahri Lazuardy/Ipang (vokal) serta additional drum Dede Kumala.
Bongky, Indra, dan Pay sepakat mendirikan BIP empat tahun setelah berpisah dari Slank, tepatnya pada tanggal 20 April 2000 di acara reuni Potlot yang diadakan di GOR Saparua, Bandung. Sebelumnya, para personel jebolan Slank itu pernah membentuk grup band Sablenk (Saya Bekas Anak Slank). Vokalis awal BIP adalah Irang Perdana Arkad. Mereka pun merilis album Turun dari Langit (2001) mengandalkan lagu "Skak Mat" dan Min Plus (2002) di bawah PT EMI Music Indonesia. Namun pada awal Maret 2003, Irang memutuskan untuk mengundurkan diri dari BIP. April 2003, bertepatan dengan dirilisnya album The Best of BIP yang merangkum 14 tembang, BIP mengumumkan mereka tidak lagi memakai Irang sebagai vokalis. Dan sebagai tanda perpisahan itu, Irang tetap mengisi vokal pada lagu terbaru Bip, yaitu "Ternyata Harus Memilih" dan "Bosen". Sebagai gantinya, mereka menggandeng Ipang, mantan vokalis Plastik. Dengan format Bongky (bass), Indra (keyboard), Pay (gitar), Jaka (drum), dan Ipang (vokal), mereka merilis album Udara Segar (2004) di bawah Forte Record. Setelah vakum selama kurang lebih enam tahun, akhirnya pada 26 November 2010 BIP mengeluarkan album baru mereka yang bertajuk Berangkat di bawah naungan Fame Music.
Di tahun 2010 ini BIP akan mengeluarkan album baru berjudul BERANGKAT di bawah Fame Music dengan formasi baru. Bongky (bass, vocals), Indra (keyboards), Ipang (vocals), Pay (guitars), Dede (additional drums), ada 6 lagu baru di dalam album BERANGKAT. Keberadaan fans atau penggemar merupakan energi tambahan bagi musisi. Penerimaan dan sambutan yang baik dari fans, merupakan dorongan yang luar biasa bagi sang musisi untuk terus berkarya. Tentunya selain kebutuhan akan ekspresi, eksistensi dan sumber materi. Fenomena ini yang dialami group band Bip. Dimana keberadaan para Bipers (kelompok penggemar Bip) yang gak bosen dan capek, yang mencegah group band ini larut dan bangkit, dari belitan kesibukan masing2 personelnya.
Seperti diketahui, masing2 personal Bip merupakan nama2 yang familiar dan memiliki reputasi dalam industri musik dinegri ini. Ada Pay yang dikenal sebagai produser yang produktif dalam mencipta lagu dan melahirkan talent2 baru. Bongky juga sama, malah dia mulai tampil sebagai artis melalui Group Warteg Boys. Ada Indra Q sang sound enginer laris untuk banyak album rekaman. Juga Ipang dengan project solo, soundtrack film dan featuring2nya. Dan memang kesibukan mereka yang telah memberi konsekwensi pada aktivitas Bip sebagai group band. Dampaknya, kegiatan manggung sering gagal karena susah menentukan dan men sinkronkan jadwal masing2, termasuk kegiatan produksi album rekaman Bip yang jadi terbengkalai. Padahal mereka sempat merekam 7 lagu, dalam kurun 7 tahun. Praktis sejak merilis album Udara Segar diakhir tahun 2003, Bip tidak juga merilis album lagi. Akhirnya secara perlahan Bip jadi jarang tampil dalam berbagai event maupun sorotan media. Walau secara personal, masing2 wara-wiri dimana-mana. Dan rese’nya, mereka masih tetap bertemu dan berhubungan, masih bikin lagu bareng, tapi bukan buat Bip, paling sesekali kalo pengen. Ya kalo gitu kenapa Bip-nya gak dibubarin aja kalo gitu. Ternyata itu juga nggak bisa, karena terlalu sibuk,
ngebubarin band aja mereka nggak sempet..
Nah dalam situasi tersebut, ternyata para Bipers masih saja mengharap. Hampir tiap hari ada aja yang dateng, untuk sekedar say hallo, menanyakan keadaan atau memberikan tuntutan. Belom yang melalui surat, telp atau sms. Dari mulai bertanya, meminta, memohon, sampai unjuk rasa. Tiap malam minggu mereka berkumpul, nyanyi2, membentang spanduk, sampai long march waktu Bip ultah,mereka jalan kaki dari lap Banteng ke studio, markas di Cempaka Putih..! Pokoknya berbagai cara mereka lakukan, untuk menunjukan kecintaan dan menggugah Bip agar kembali ber-kreativitas untuk mereka. Tapi Bip-nya cuma bisa terharu, ikutan nongkrong, foto2, tandatangan. Terus masuk lagi ke studio, rekaman bikin lagu, buat orang…
Sampai kemudian Facebook ngetrend,semua kena demamnya termasuk Bip. Melalui jejaring sosial ini para bipers bisa komunikasi dan curhat langsung. Baru mereka bisa mengerti dan merasakan,kerinduan para Bipers terhadap lagu-lagu mereka. Sampai kemudian Indra mengambil 2 lagu dari lagulagu yang udah direkam tersebut, judulnya Struggle & Rock’n roll palsu. Di-mix & mastering + dibikinin video clips, terus di upload di Youtube dan diberikan secara gratis. Lumayan, sedikit kerinduan terobati, dan sebagian Bipers yang tadinya kecewa mulai nengok lagi.
Sampai momentumnya,tanggal 31 oktober 2009 Bip main di acara Indonesia Live di istora Senayan, para Bipers dateng dari mana-mana, hadir melepas kerinduan, mereka party, nyanyi dari awal sampe akhir pertunjukan.Merinding lah semuanya.Selanjutnya masih melalui Facebook (FB), para BIPers mau patungan coba ? masing2 ngumpulin duit 50 ribu buat ngebiayain bip rekaman album baru. Makin tergugah-lah. Sempet mau dikordinir dan dibikin exclusive aja. Tapi untung kejadiannya lain, bipers gak perlu inden. Karena Fame sebagai promotor acara Indonesian Live tersebut, ternyata bersedia menjadi Executive Produser album rekaman Bip.
Akhirnya setelah bertahun-tahun, jadi juga rekaman. Belajar dari pengalaman, dipilih cara karantina. Semua dikumpulin disuatu tempat dan fokus menyelesaikan album, tidak boleh terganggu oleh urusan lain termasuk becak2an. Komitmennya, kalo album belom selesai nggak boleh pulang. Maka jadilah di pertengahan February 2010. Bip beserta team memboyong semua isi studio dan peralatan, menginap disebuah Villa didaerah Pandeglang. Disebuah rumah peristirahatan terpencil ditengah areal persawahan, jauh dari mana-mana.Menarik prosesnya, bagaimana menyiasati kondisi yang ada, dengan perlengkapan sedapatnya, sehingga memenuhi standarad dan layak untuk melakukan proses rekaman. Beberapa ruangan dirumah itu disulap menjadi studio rekaman, lengkap dengan tata akustik dan segala instalasi nya. Belom lagi soal cuaca, listrik yang byar pet, akustik bocor… Ok, simpan dulu d.. biar aja nanti ditulis jadi ceritatersendiri..
Hari pertama dilalui dengan setting, setting dan setting. Indra Q yang memboyong semua keyboard-nya dengan instalasi yang jadi berita di Facebook (FB), memicu mood temen yang lain dengan efek dan sound2 era Rock 80an. Bongky kontan ngeluarin katalog ide. Pay & Ipang siapin jurus koncian. Dede drumer siap menjaga bit serta dokumentasi.. ?. Dan jreng.. hari-hari selanjutnya mereka sukses merekam 6 lagu secara jaming. Malem tentu take-nya, begadang pastinya. Ritualnya pada bangun siang, ngobrol ngalor-ngidul sampai sore sambil menikmati suasana villa. Sekalian refreshing juga full kenyamanan. Cari tukang pijit, bawa koki sendiri biar selera makan terjaga. Pokoknya suasana rekaman jadi fresh dan efisien. Yang pasti, gak usah saling tunggu atau cari2an, karena pada kumpul semua, tinggal panggil. Sambil masing2 mengulang atau mengganti hasil take + isian, pencarian tema dan lirik berjalan. Seru lah, diseling canda, lawak, gosip, juga obrolan serius atau pembicaraan mencapai langit.. ?. Intinya karena udah lama gak ngumpul, masing2 bawa cerita, pengalaman dan pandangan baru, yang membuat proses kerja jadi meriah. Selama disana di dapat tema dan lirik lagu.
Sebenernya sih masih banyak band ROCK 'N ROLL Indonesia yang keren. tapi cukup sekian dulu deh.
0 komentar:
Post a Comment