KULIAH 7 SEMESTER
Semester
1
Keterampialn Menyimak
A.
PENGERTIAN MENYIMAK
Menyimak
adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan
bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18). Menyimak
dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi
bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung
dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4). “Menyimak adalah suatu proses
kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta
memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui
ujaran atau bahasa lisan”. (Tarigan: 1983)
Proses
menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan mendengar
atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994:27), “Pada kegiatan mendengar
mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan
mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman
karena itu belum menjadi tujuan.” Kegiatan menyimak mencakup mendengar,
mendengarkan, dan disertai usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu
dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang
merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu
terdapat dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.
Menyimak
adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung
di dalamnya”. (Sabarti –at all: 1992).
B. TUJUAN MENYIMAK
Tujuan utama
menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang
terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan demikian tujuan menyimak dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Menyimak
memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
2. Untuk
menganalisis fakta
3. Untuk
mengevaluasi fakta
4. Untuk
mendapatkan inspirasi
5. Untuk
mendapatkan hiburan atau menghibur diri
C. JENIS-JENIS
MENYIMAK
Pengklarifikasian menyimak berdasarkan:
1. Sumber suara
Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian
yaitu:
a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
b. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
2. Cara penyimak bahan yang disimak
Berdasarkan
pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai
berikut:
a. Menyimak ekstensif (extensive listening)
Menyimak ekstensif ialah kegiatan
menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak
hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja. Menyimak ekstensif meliputi
1) Menyimak sosial
Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti
di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini
lebih menekankan pada faktor status sosial, unsur sopan santun. dan tingkatan
dalam masyarakat. Misalnya: Seorang anak jawa menyimak nasihat neneknya dengan
sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini, nenek memiliki peran yang lebih
utama, sedang anak merupakan peran sasaran.
2) Menyimak sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang
pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orng
lain, suara siaran radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat
terdengar oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu oleh suara
tersebut.
3) Menyimak estetik
Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika
ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya,
menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya.
Kegiatan menyimak itu lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam
menghayati dan memahami sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini, emosi penyimak
akan tergugah, sehingga timbul rasa senang terhadap puisi tersebut. Demikian
pula pembacaan cerita pendek. Hal ini pernah dilakukan oleh seorang pengarang
terkenal Gunawan Mohammad yang sering membacakan cerpen-cerpennya melalui radio.
Banyak remaja mendengarkan pembacaan tersebut. Para remaja tampaknya dapat
menikmati dan menghayati cerpen yang dibacakan tersebut.
4) Menyimak Pasif
4) Menyimak Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya
sadar. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa
daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami
pesan dalam bahasa daerah tersebut. Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa
daerah tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai
hasil menyimak pasif. Namun, pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa
daerah dengan baik. Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat
awam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah
menyimak pasif. Pada umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan dan
ketidaksengajaan.
b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan
menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak
memahami secara mendalam.
Ciri-ciri menyimak intensif adalah:
Ciri-ciri menyimak intensif adalah:
1) Menyimak intensif ialah menyimak pemahaman. Pemahaman ialah proses
memahami suatu objek. Pemahaman dalam menyimak merupakan proses memahami suatu
bahan simakan. Pada dasarnya orang melakukan kegiatan menyimak intensif dengan
tujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan baik. Pemahaman merupakan
prioritas pertama. Hal itu berbeda dengan menyimak ekstensif yang lebih
menekankan hiburan, kontak sosial. ketidaksengajaan, dan lain sebagainya. Jadi,
rioritas menyimak, intensif ialah memahami makna pembicaraan.
2) Menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi. Konsentrasi ialah memusatkan sermua gejala jiwa seperti pikiran, perasaan, ingatan, perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek. Dalam menyimak intensif diperlukan pemusatan gejala jiwa menyeluruh terhadap bahan yang disimak. Agar penyimak dapat melakukan konsentrasi yang tinggi, maka perlu dilakukan, dengan beberapa cara, antara lain:
2) Menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi. Konsentrasi ialah memusatkan sermua gejala jiwa seperti pikiran, perasaan, ingatan, perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek. Dalam menyimak intensif diperlukan pemusatan gejala jiwa menyeluruh terhadap bahan yang disimak. Agar penyimak dapat melakukan konsentrasi yang tinggi, maka perlu dilakukan, dengan beberapa cara, antara lain:
(a) Menjaga agar pikiran tidak terpecah
(b) Perasaan tenang dan tidak bergejolak
(c) Perhatian. terpusat pada objek yang sedang disimak, penyimak harus
mampu menghindari berbagai hal-hal yang dapat menggangu kegiatan menyimak, baik
internal maupun ekstenal.
3) Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal. Bahasa formal ialah
bahasa yang digunakan dalam situasi formal. Yang dimaksudkan dengan situasi
formal ialah situasi komunikasi resmi. Misalnya, ceramah, pidato, diskusi,
berdebat, temu ilmiah dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan dalam ceramah
ilmiah, temu ilmiah, atau diskusi ialah bahasa resmi atau bahasa baku. Bahasa
baku lebih menekankan makna.
4) Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan Reproduksi ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami. Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan secara (1) lisan (berbicara) dan (2) tulis (menulis, mengarang). Reproduksi dilakukan setelah menyimak. Fungsi reproduksi itu antara lain adalah (1) mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan berbicara, (2) mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan menulis atau mengarang, (3) mengetahui kemampuan daya serap seseorang. (4) mengetahui tingkat pemahaman seseorang tentang bahan yang telah disimak. Menyimak intensif meliputi:
1) Menyimak kritis
Menyimak
kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk
memberikan penilain secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran. dan
kelebihan, serta kekurangan-kekurangannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menyimak kritis adalah (a) mengamati tepat tidak ujaran pembicara, (b)
mencari jawaban atas pertanyaan "mengapa menyimak", dapatkah penyimak
membedakan antara fakta dan opini dalam menyimak. dapatkah penyimak mengambil
simpulan dari hasil menyimak? dapatkah penyimak menafsirkan makna idium,
ungkapan, dan majas dalam kegiatan menyimak" (Kamidjan,2001:22).
2) Menyimak introgatif
Menyimak
interogratif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan
cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan
informasi tersebut.
Kegiatan
menyimak interogratif bertujuan untuk (a) mendapatkan fakta-fakta dari
pembicara, (b) mendapatkan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi sebuah
wacana yang menarik, (c) mendapatkan informasi apakah bahan yang telah disimak
itu asli atau tidak.
3) Menyimak eksploratif
Menyimak
eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk
mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan, seorang penyimak eksploratif
akan (a) menemukan gagasan baru. (b) menemukan informasi baru dan informasi
tambahan dari bidang tertentu, (c) menemukan topik-topik baru yang dapat
dikembang pada masa yang akan datang. (d) menemukan unsur-unsur bahasa yang
bersifat baru.
4) Menyimak
kreatif
Menyimak
kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya
imajinasi dan kreativitas pembelajar. Kreativitas penyimak dapat dilakukan
dengan cara (a) menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau bahasa daerah,
misalnya bahasa Inggris, bahasa Belanda. bahasa Jerman. dan sebagainya, (b) mengemukakan
gagasan yang sama dengan pembicara. namun menggunakan struktur dan pilihan kata
yang berbeda, (c) merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak, (d)
menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasar materi yang telah disimak.
5) Menyimak konsentratif
Menyimak
konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian
untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak. Kegiatan
menyimak konsentratif bertujuan untuk (a) mengikuti petunjuk-petunjuk, (b) mencari
hubungan antarunsur dalam menyimak. (c) mencari hubungan kuantitas dan kualitas
dalam suatu komponen. (d) mencari butir-butir informasi penting dalam kegiatan
menyimak, (e) mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, dan (f) mencari
gagasan utama dari bahan yang telah disimak (Kamidjan,2001:23).
6) Menyimak selektif
Menyimak
selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus
untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi homogen,
kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa yang sedang
dipelajarinya. Menyimak selektif memiliki ciri tertentu sebagai pembeda dengan
kegiatan menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak selektif ialah: (a) menyimak
dengan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang diinginkan,
(b) menyimak dengan memperhatikan topik-topik tertentu, (c) menyimak dengan
memusatkan pada tema-tema tertentu.
c. Tujuan
menyimak
Tujuan
menyimak berdasarkan Tidyman & Butterfield membedakan menyimak menjadi:
1)
Menyimak sederhana
2)
Menyimak diskriminatif
3)
Menyimak santai
4)
Menyimak informatif
5)
Menyimak literatur
6)
Menyimak kritis
d. Taraf aktivitas penyimak
Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:
1) Kegiatan menyimak bertaraf rendah
1) Kegiatan menyimak bertaraf rendah
2) Kegiatan menyimak bertaraf tinggi
D.
UNSUR-UNSUR MENYIMAK
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan
yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada berbagai unsur yang
mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang
menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain. Unsur-unsur dasar
menyimak ialah (1) pembicara, (2) penyimak, (3) bahan simakan, dan (4) bahasa
lisan yang digunakan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing unsur itu.
1. Pembicara
Yang dimaksudkan dengan pembicara
ialah orang yang menyampaikan pesan yang. berupa informasi yang dibutuhkan oleh
penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah narasumber pembawa pesan,
sedang lawan bicara ialah orang yang menerima pesan (penyimak).
Dalam aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan. kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan kegiatan menyimak. Catatan tersebut merupakan pokok-pokok pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Fungsi catatan tersebut ialah sebagai berikut :
Dalam aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan. kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan kegiatan menyimak. Catatan tersebut merupakan pokok-pokok pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Fungsi catatan tersebut ialah sebagai berikut :
a. Meninjau Kembali Bahan Simakan
(Reviu)
Kegiatan
meninjau kembali bahan simakan merupakan salah satu ciri penyimak kritis. Pada
kegiatan ini, penyimak mencermati kembali bahan simakan yang telah diterima
melalui catatan seperti: topik, tema, dan gagasan lain yang menunjang pesan
yang disampaikan pembicara. Di samping itu penyimak dapat memprediksi
berdasarkan pesan-pesan yang telah disampaikan pembicara.
b. Menganalisis Bahan Simakan
Pada
dasarnya menyimak ialah menerima pesan, namun dalam kenyataannya seorang
penyimak tidak hanya menerima pesan begitu saja, ia juga berusaha untuk
menganalisis pesan yang telah diterimanya itu. Kegiatan analisis ini dilakukan
untuk membedakan ide pokok, ide bawahan, dan ide penunjang.
c. Mengevaluasi Bahan Simakan Pada tahap akhir kegiatan menyimak ialah mengevaluasi hasil simakan. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara:
c. Mengevaluasi Bahan Simakan Pada tahap akhir kegiatan menyimak ialah mengevaluasi hasil simakan. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara:
1) Kekuatan
Bukti
Untuk membenarkan pernyataan
pembicara, penyimak harus mengevaluasi bukti-bukti yang dikatakan pembicara.
Jika bukti-bukti itu cukup kuat, apa yang dikatakan pembicara itu benar.
2) Validitas
Alasan Jika pernyataan pembicara
diikuti. dengan alasan-alasan yang kuat, terpercaya, dan logis, dapat dikatakan
bahwa alasan itu validitasnya tinggi.
3) Kebenaran
Tujuan Penyimak harus mampu
menemukan tujuan pembicara. Di samping itu, ia juga harus mampu membedakan
penjelasan dengan keterangan inti, sikap subjektif dengan sikap objektif.
Setelah itu ia akan mampu mencari tujuan pembicaraan (berupa pesan).
2.
Penyimak
Penyimak
yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak
dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan
luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak
yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan
intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara
tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh, pengetahuan dan
pengalamannya. Kamidjan (2001:6) rnenyatakan bahwa penyimak yang baik ialah
penyimak yang memiliki dua sikap, yaitu sikap objektif dan sikap
kooperatif.
a. Sikap
Objektif
Yang
dimaksudkan dengan sikap objektif ialah pandangan penyimak terhadap bahan
simakan. Jika bahan simakan itu baik, ia akan menyatakan baik, demikian pula
sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar
kegiatan manyimak, seperti pribadi pembicara, ruang, suasana, sarana dan
prasarana.
b. Sikap
Kooperatif
Sikap
kooperatif ialah sikap penyimak yang siap bekerjasama dengan pembicara untuk
keberhasilan komunikasi tersebut. Sikap yang bermusuhan atau bertentangan
dengan pembicara akan menimbulkan kegagalan dalam menyimak. Jika hal itu yang
terjadi, maka penyimak tidak akan mendapatkan pesan dari pembicara. Sikap yang
baik ialah sikap berkoperatif dengan pembicara.
3. Bahan
simakan
Bahan
simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam
menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan
pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau
informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik,
pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya
kegagalan dalam komunikasi.
Untuk menghindari kegagalan, perlu dikaji ulang Bahan simakan dengan cara berikut.
a. Menyimak Tujuan Pembicara
Untuk menghindari kegagalan, perlu dikaji ulang Bahan simakan dengan cara berikut.
a. Menyimak Tujuan Pembicara
Langkah
pertama penyimak dalam melakukan kegiatan menyimak ialah mencari tujuan
pembicara. Jika hal itu telah dicapai, ia akan lebih gampang untuk mendapatkan
pesan pembicara. Jika hal itu tidak ditemukan, ia .akan mengalami kesulitan.
Tujuan yang akan dicapai penyimak ialah untuk mendapatkan fakta, mendapatkan
inspirasi, menganalisis gagasan pembicara, mengevaluasi, dan mencari hiburan.
b. Menyimak Urutan Pembicaraan
b. Menyimak Urutan Pembicaraan
Seorang
penyimak harus berusaha mencari urutan pembicaraan. Hal itu dilakukan untuk
memudahkan penyimak mencari pesan pembicara. Walaupun pembicara berkata agak
cepat, penyimak dapat mengikuti dengan hati-hati agar mendapatkan gambaran
tentang urutan penyajian bahan. Urutan penyajian terdiri atasa tiga komponen,
yaitu pembukaan, isi, dan penutup. Pada bagian pembukaan lingkup permasalahan
yang akan dibahas. Bagian isi terdiri atas uraian panjang lebar permasalahan
yang dikemukakan pada bagian pendahuluan. Pada bagian penutup berisi simpulan
hasil pembahasan.
c. Menyimak
Topik Utama Pembicaraan
Topik utama
ialah topik yang selalu dibicarakan, dibahas, dianalisis s pembicaraan
berlangsung. Dengan mengetahui topik utama, penyimak memprediksi apa saja yang
akan dibicarakan dalam komunikasi tersebut. penyimak satu profesi dengan
pembicara, is tidak akan kesulitan untuk mener topik utama. Sebuah topik utama memiliki
ciri-ciri: menarik perhatian dan bermanfaat bagi penyimak, dan akrab dengan
penyimak.
d. Menyimak
Topik Bawahan
Setelah
penyimak menemukan topik utama, langkah selanjutnya ialah mencari topik-topik
bawahan. Umumnya pembicara akan membagi topik utama itu menjadi beberapa topik
bawahan. Hal itu dilakukan agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna
oleh penyimak. Penyimak dapat mengasosiasikan topik utama itu dengan sebuah
pohon besar, topik bawahan ialah dahan dan ranting pohon tersebut. Dengan
demikian penyimak yang telah mengetahui topik utama, dengan mudah akan
mengetahui topik-topik bawahannya.
e. Menyimak Akhir Pembicaraan
Akhir
pembicaraan biasanya terdiri atas: simpulan, himbauan, dan saran-saran. Jika
pembicara menyampaikan rangkuman, maka tugas penyimak ialah mencermati
rangkuman yang telah disampaikan pembicara tersebut. Jika pem bicara
menyampaikan simpulan, maka penyimak mcncocokkan catatannya dengan simpulan
yang disampaikan pembicara. Dalam hal itu perlu dicermati juga tentang
simpulan. yang tidak sama, yaitu simpulan yang dibuat pembicara dan penyimak.
Jika pembicara hanya menyampaikan himbauan, penyimak harus memperhatikan
himbuan itu secara cermat dan teliti.
E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN MENYIMAK
Menurut
pendapat Rost (1991:108) bahwa faktor-faktor yang penting dalam keterampilan
menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butir-butir penting bahan simakan
terutama yang berhubungan dengan bahan simakan.
Pendapat lain menurut Tarigan (1994:62), komponen/faktor-fantor penting dalam menyimak adalah sebagai berikut.
Pendapat lain menurut Tarigan (1994:62), komponen/faktor-fantor penting dalam menyimak adalah sebagai berikut.
1.
Membedakan antar bunyi fonemis.
2.
Mengingat kembali kata-kata.
3.
Mengidentifikasi tata bahasa dari
sekelompok kata.
4.
Mengidentifikasi bagian-bagian
pragmatik, eskpresi, dan seperangkat penggunaan yang berfungsi sebagai unit sementara
mencari arti/makna.
5.
Menghubungkan tanda-tanda linguistik
ke tanda-tanda para linguistik (intonasi) dan ke nonlinguistik (situasi yang
sesuai dengan objek supaya terbangun makna, menggunakan pengetahuan awal (yang
kita tahu tentang isi dan bentuk dan konteks yang telah siap dikatakan untuk memperkirakan
dan kemudian menjelaskan makna.
6.
Mengulang kata-kata penting dan
ide-ide penting.
Selanjutnya,
menurut pendapat Michael (1991:108) faktor-faktor yang penting dalam
keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butir-butir penting bahan
simakan terutama yang berhubungan dengan bahan simakan. Untuk dapat mengajarkan
menyimak sampai pada pemahaman, guru perlu menyusun bahan simakan. Penyusunan
materi menyimak pun tidak asal mendapatkan materi saja, tetapi ada beberapa
yang harus diperhatikan guru dalam penyusunan materi ini di antaranya: (1)
sasaran kegiatan, (2) sasaran kompetensi siswa, (3) metode pembelajaran, dan
(4) faktor keberhasilan menyimak (Budiman, 2008:2).
Selain itu, masih ada beberapa faktor penting dalam keterampilan menyimak, di antaranya:
1. Unsur Pembicara
Selain itu, masih ada beberapa faktor penting dalam keterampilan menyimak, di antaranya:
1. Unsur Pembicara
Pembicara
haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan kontak
dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi
2. Unsur Materi
2. Unsur Materi
Unsur yang
diberikan haruslah aktual, bermanfaat, sistematis dan seimbang. Materi yang
disusun pun sebaiknya memperhatikan tingkat perkembangan siswa. Tema materi
yang dipergunakan sebaiknya bervariatif. Dengan demikian, siswa kita tidak akan
jenuh belajar dan pembelajaran menyimak menjadi menyenangkan.
3. Unsur Penyimak / Siswa
3. Unsur Penyimak / Siswa
a.
Kondisi siswa dalam keadaan baik
b.
Siswa harus berkonsentrasi
c.
Adanya minat siswa dalam menyimak
d.
Penyimak harus berpengalaman luas
4.Unsur Situasi
a.
Waktu penyimakan
b.
Saran unsur pendukung
c.
Suasana lingkungan
Lingkungan
yang mempengaruhi tersebut memberikan kenyataan bahwa siswa dapat menyimak
bahan dengan baik atau tidak. Harus dihindari faktor lingkungan yang akan
berpengaruh buruk bagi keberhasilan pengembangan kompetensi menyimak. Faktor
tersebut misalnya minimnya fasilitas (tidak ada laboratorium), suasana menyimak
tidak nyaman (ruangan telalu lebar, kelas di sebelah kita terlalu berisik).
F. CIRI-CIRI
PENYIMAK IDEAL
Menurut
Djago Tarigan mengidentifikasi ciri-ciri menyimak ideal sebagai berikut:
1. Berkonsentrasi : Artinya penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak.
1. Berkonsentrasi : Artinya penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak.
2. Penyimak harus bermotivasi : Artinya
mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat.
3. Penyimak harus menyimak secara
menyeluruh : Artinya penyimak harus menyimak materi secara utuh dan padu.
4. Penyimak harus menghargai
pembicara
5. Penyimak yang baik harus
selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti
6. Penyimak harus sungguh-sungguh
7. Penyimak tidak mudah terganggu
8. Penyimak harus cepat menyesuaikan
diri
9. Penyimak harus kenal arah
pembicaraan
10. Penyimak harus kontak dengan
pembicara
11. Kontak dengan pembicara
12. Merangkum
13. Menilai
14. Merespon
G. TEKNIK
MENYIMAK YANG EFEKTIF
Untuk dapat
menyimak dengan baik, perlu mengetahui syarat menyimak efektif. Adapun syarat
tersebut ialah: (1) menyimak dengan berkonsentrasi , (2) menelaah materi
simaka, (3) menyimak dengan kritis, dan (4) membuat catatan. (Universitas
Terbuka, 1985:35). Berikut ini adalah masing-masing hal itu.
1. Menyimak dengan Berkonsentrasi
1. Menyimak dengan Berkonsentrasi
Yang
dimaksud dengan menyimak berkonsentrasi ialah memusatkan pikiran perasaan, dan
perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara. Untuk dapat
memusatkan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan
baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal
dari dirinya sendiri ataupun yang berasal dari luar. Beberapa faktor luar yang
dimaksudkan di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Orang
yang Datang Terlambat
Pada
prinsipnya orang yang datang terlambat ke tempat ceramah akan mengganggu
penyimak yang sedang berkonsentrasi terhadap bahan simakan.
b. Keanehan-keanehan yang Terjadi di antara Pembicara dan Penyimak
b. Keanehan-keanehan yang Terjadi di antara Pembicara dan Penyimak
Jika terjadi
ketidakselarasan antara pembicara dan penyimak, akan terjadi gangguan pada diri
penyimak.
c. Metode
Pembicara yang Tidak Tepat dalam Situasi Komunikasi
Metode yang
tidak tepat, akan berakibat gagalnya alur komunikasi pembicara dan
penyimak.
d. Pakaian
Pembicara
Pembicara
yang memakai pakaian yang berlebihan akan mengganggu konsentrasi
penyimak.
e. Pembicara
yang tidak menarik
2. Menelaah Materi Simakan
Untuk
menelaah materi simakan, penyimak dapat melakukan hal-hal berikut ini: (a)
mencari arah dan tujuan pembicaraan, (b) mencoba membuat penggalan-penggalan
pembicaraan dari awal sampai akhir, (c) menemukan tema sentral (pokok
pembicaraan), (d) mengamati dan memahami alat peraga (media) sebagai penegas
materi simakan. (e) memperhatikan rangkuman (jika pembicara membuat rangkuman)
yang disampaikan pembicara.
3. Menyimak dengan Kritis
Yang
dimaksudkan dengan menyimak kritis ialah aktivitas menyimak yang para
penyimaknya tidak dapat langsung menerima gagasan yang disampaikan pembicara
sehingga mereka meminta argumentasi pembicara. Pada dasarnya penyimak kritis
memiliki ciri-ciri: (a) dapat menghubungkan yang dikaitakan pembicara dengan
pengetahuan dan pengalamannya, (b) dapat menyusun bahan yang telah disimak
dengan baik (reproduksi), (c) dapat menguraikan (menelaskan) apa saja yang
telah disampaikan pembicara. dan (d) dapat melakukan evaluasi terhadap bahan
yang telah disimak.
4. Membuat Catatan
Kegiatan
menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak yang diikuti dengan kegiatan
mencatat. Yang perlu dicatat dalam kegiatan menyimak ialah hal-hal. yang
dianggap penting bagi penyimak. Catatan itu merupakan langkah awal dalam
memahami bahan simakan. Hal-hal penting yang perlu diketahui penyimak dalam
mencatat ialah: (a) catatan boleh menggunakan tanda-tanda yang bersifat
informal. (b) bentuk catatan yang benar ialah singkat, padat, dan jelas. (c)
catatan yang baik ialah catatan yang benar artinya catatan itu tidak akan
menimbulkan keraguan, (d) catatan yang diberi tanda-tanda tertentu, akan
mempermudah penyimak membaca ulang, (e) catatan perlu direviu secara periodik. Selanjutnya.
dalam pencatatan, ada beberapa metode yang dapat diterapkan, di antaranya ialah
metode kerangka saris bestir, metode precis, metode bukti-prinsip, metode
pemetaan.
H. TEKNIK
PENINGKATAN DAYA SIMAK
Telah
disebutkan di atas bahwa pada saat menyimak.. Anda perlu berkonsentrasi
terhadap apa yang Anda simak. Selain konsentrasi, faktor lain yang juga beperan
besar dalam kegiatan menyimak adalah penguasan kosakata. Hal ini terjadi karena
penangkapan makna merupakan bagian integral dari poses menyimak Orang dewasa
dikatakan memiliki kosakata minimum apabila ia hanya memiliki rata-rata
kosakata sekitar 20.000 kata. Selajutnya. untuk meningkatkan daya simak Anda.
ada beberapa teknik yang dapat dilakukan. di antaranya adalah teknik loc,.
teknik penggabungan. dan teknik fonetik (Sutari dkk. 1997: 67--70). Berikut ini
adalah peniciasan teknik-teknik tersebut.
1. Teknik
Loci (Loci System)
Teknik loci
merupakan salah satu teknik mengingat yang paling tradisional. Teknik ini pada
dasamva merupakan teknik mengingat dengan cara memvisualisasikan materi yang
harus diingat dalam ingatan Anda. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara
mempelajari urutan informasi dengan informasi lain yang serupa , dan mencocokan
hal-hal yang akan diingat dengan lokasi tersebut.
2. Teknik Penggabungan
2. Teknik Penggabungan
Teknik
penggabungan merupakan teknik mengingat dengan cara menghubungkan
(menggabungkan) pesan pertama yang akan Anda ingat secara berantai dengan pesan
kedua, ketiga. dan seterusnva. Pesan berantai itu dihubungkan pula dengan
imaji-imaji tertentu yang perlu divisualkan secara jelas dalam pikiran Untuk
mencegah terjadinya kelupaan pada pesan pertama (pesan yang akan
dimatarantaikan), pesan pertama perlu dihubungkan tersebut dengan lokasi yang
akan mengingatkan Anda pada item tadi.
3. Teknik-
Fonetik
Teknik
fonetik melibatkan penggabungan angka-angka, bunyi-bunvi fonetis, dan kata-kata
yang mewakili bilangan-bilangan itu dengan pesan yang akan diingat. Teknik ini
dapat membentuk imaji visual yang kuat untuk masing-masing kata yang
berhubungan dengan bilangan; dan membentuk penggabungan visual antara
masing-masing pesan yang akan diingat secara berurutan dengan masing-masing
kata yang terbentuk dari kata-kata yang divisualisasikan.
I. TEKNIK
DICTOGLOSS
Kata
dictogloss berasal bahasa Inggris dan terdiri dari dua kata, yaitu kata dicto
atau dictate yang artinya dikte atau imla, dan kata gloss yang artinya tafsir.
Penulis berpendapat, bahwa teknik ini merupakan gabungan dua teknik, yaitu
dikte dan tafsir. Setelah teks dibacakan dengan cara didiktekan, maka para
siswa harus menafsirkan teks cerita yang telah ia dengar tersebut.
David Nunan
dalam Azies dan Alwasilah, (1996:85), mengemukakan bahwa teknik dictogloss,
yaitu sebuah teknik dalam pengajaran menyimak yang tergolong komunikatif. Dalam
teknik ini guru membacakan sebuah wacana singkat kepada siswa dengan kecepatan
normal dan siswa diminta menuliskan kata sebanyak yang mereka mampu. Mereka
kemudian bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk merekonstruksi wacana
dengan berdasarkan serpihan-serpihan yang telah mereka tulis. Teknik ini mirip
dengan teknik dikte tradisional, walaupun hanya bersifat superficial.
Dengan
teknik ini siswa dilatih untuk mendengarkan, memahami, menginterpretasikan
serta memberikan tanggapan terhadap informasi yamg didengarkannya. Berdasarkan
uraian di atas dapat dilihat bahwa di dalam teknik dictogloss terdapat dua buah
teknik yang digunakan sebagai upaya pemahaman sebuah wacana lisan, yakni dikte
dan teknik identifikasi kata kunci. Teknik dikte digunakan ketika wacana
diperdengarkan kepada siswa dengan kecepatan normal, sedangkan teknik
identifikasi kata kunci digunakan ketika siswa diminta menuliskan kata-kata
kunci atau kata-kata isi sebanyak yang mereka mampu.
Djago Tarigan
(1986:52), menyatakan bahwa identifikasi kata kunci adalah memilih kata yang
merupakan pokok pikiran utama dalam wacana, maka dalam teknik dictogloss perlu
adanya penemuan kata-kata yang merupakan kata kunci. Wacana lisan yang
didengarkan oleh siswa, yaitu berupa rekaman cerita dalam kaset. Rekaman cerita
tersebut merupakan salah satu media audio. Aristo Rahadi (Depdiknas, 2003:33),
menyatakan bahwa media audio sering digunakan di sekolah. Program kaset audio
termasuk media yang sudah memasyarakat hingga ke pelosok pedesaan dan cukup
ekonomis, karena biaya yang diperlukan untuk pengadaan dan perawataan cukup
murah untuk membantu guru dalam menyampaikan pelajaran. Akhirnya dapat penulis simpulkan bahwa
teknik dictogloss, yaitu teknik yang digunakan dalam pengajaran menyimak dengan
cara menyajikan sebuah wacana lisan kepada siswa dan mereka bekerja sama dalam
kelompok-kelompok kecil untuk merekontruksi wacana yang berdasarkan kepada
kata-kata kunci tadi.
1.
Langkah-langkah Penggunaan Teknik Dictogloss
Ada empat
langkah dalam teknik dictogloss yang dikemukan oleh David Nunan dalam Azies dan
Alwasillah (1996:86), yaitu:
a.
Persiapan.
Pada tahap
ini guru mempersiapkan siswa untuk menghadapi teks yang akan mereka dengar
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mendiskusikan gambar stimulus,
dengan membahas kosakata, dengan meyakinkan bahwa siswa tahu apa yang harus
dilakukan, dan dengan meyakinkan bahwa siswa ada pada kelompok yang
sesuai.
b. Dikte.
b. Dikte.
Pembelajar
mendengarkan dikte dua kali. Pertama mereka hanya mendengarkan dan mendapatkan
gambaran umum teks tersebut. Kedua, mereka membuat catatan, dengan dimotivasi
akan membantu mereka merekontruksikan teks. Untuk alasan konsistensi, lebih
baik siswa mendengarkan teks tersebut melalui tape recorder bukan dari teks
yang dibacakan guru.
c. Rekonstruksi.
c. Rekonstruksi.
Pada akhir
dikte, pembelajar mengumpulkan catatan-catatan dan menyusun kembali teks versi
mereka. Selama tahap ini perlu diingat bahwa guru tidak memberikan masukan
bahasa pada siswa.
d. Analisis dan Koreksi.
d. Analisis dan Koreksi.
Ada berbagai
cara untuk menangani tahap ini. Pertama, setiap teks versi siswa bisa ditulis
pada papan tulis atau ditayangkan melalui overhead projector (OHP). Kedua, teks
bisa diperbanyak dan dibagi-bagikan kepada semua siswa. Ketiga, siswa bisa
membandingkan versi mereka dengan teks asli, kalimat demi kalimat.
2. Kelebihan
Teknik Dictogloss
Teknik
dictogloss ini bisa menjadi jembatan yang berguna antara menyimak Bottom up dan
Top down. Dalam kasus pertama, pembelajar terutama berurusan dengan bagaimana
mengenali unsur-unsur individual dalam teks (strategi bottom-up). Namun, selama
diskusi kelompok-kelompok kecil, beberapa atau semua strategi top down mungkin
disertakan. Pada strategi ini, pembelajar akan mengintegrasikan pengetahuan “dalam
kepala” atau background knowledge mereka. Dengan teknik dictogloss pembelajar
akan mampu:
a. Membuat
prediksi.
b. Membuat
inferensi-inferensi hal-hal yang tidak ada dalam teks.
c. Akan
mengenali topik teks.
d. Akan
mengenali jenis teks (apakah naratif, deskriptif, anekdot, dan
sebagainya).
e. Akan
mengenali berbagai jenis hubungan semantik di dalam teks (Azies dan Alwasilah,
1996:85-86).
Dengan
demikian, teknik dictogloss mampu memanfaatkan prinsip bahwa dua kepala selalu
lebih baik daripada satu kepala. Siswa mampu mengumpulkan dan memanfaatkan
sumber-sumber, bahkan siswa yang tergolong low-level. Dengan bekerja sama,
siswa akan mampu melakukan sesuatu di atas kompetensi mereka yang sebenarnya.
Tentu saja, pengajaran menyimak dengan teknik ini tidak harus mendominasi
seluruh waktu dalam suatu tatap muka. Ia bisa diintegrasikan dalam pelajaran
apapun. Tahap pemanasan merupakan tahap yang paling cocok dan dapat menyediakan
cukup kesempatan untuk aktivitas menyimak ini, karena pada tahap ini kita dapat
membiasakan siswa dengan bahasa.
3. Kelemahan
Teknik Dictogloss
Aristo
(Depdiknas,2003:34), mengutarakan kelemahan dalam menggunakan media rekaman adalah
sebagai berikut.
a. daya
jangkaunya terbatas, tidak bisa didengarkan secara massal;
b. jika jumlah
sasarannya sedikit dan hanya sekali pakai, maka biaya produksi menjadi
mahal;
c. cenderung
verbalisme karena semua informasi hanya disajikan melalui suara, sehingga sulit
untuk menyajikan materi yang bersifat sangat teknis, praktek, dan eksak.
Tidak ada
sebuah teknik pun yang sempurna. Jika teknik tersebut memiliki kelebihan, maka
kelemahan pun pasti dimiliki oleh teknik tersebut. Begitupun dengan teknik
dictogloss dalam pelaksanaannya di lapangan terdapat beberapa kelemahan. Adapun
kelemahan-kelemahan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kurangnya
pengadaan media., karena dalam teknik dictogloss ini memerlukan media yang baik
dan tepat.
b. Kurangnya
waktu yang tersedia, karena dalam teknik dictogloss ini memerlukan waktu yang
lebih lama.
4. Penggunaan
Media Rekaman dalam Teknik Dictogloss
Media
rekaman atau media audio ialah media yang berkenaan dengan indera pendengaran,
seperti kaset dan radio. Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa dalam
teknik dictogloss lebih baik bila digunakan media rekaman sebagai alat bantu
audio. Penggunaan teknik ini dimaksudkan untuk:
a. Membuat
pembelajaran lebih produktif.
b.Membuat
pembelajaran lebih langsung dan segera.
c. Membuat
pembelajaran lebih seimbang dan merata (Azies dan Alwasilah, 1996:86).
Oleh karena
itu, penggunaan media rekaman atau media audio ini sangat dianjurkan dalam
pembelajaran menyimak. Namun, untuk meraih keberhasilan dalam penggunaan media
ini perlu diketahui beberapa hal, seperti kedudukan penyimak, sifat media,
langkah dalam penulisan naskah, dan komponen dalam program audio.
Di dalam
komunikasi, penyimak itu mempunyai kedudukan yang penting. Komunikasi akan
dikatakan efektif jika para penyimak terpikat perhatiannya, dapat memahami isi
pesan yang disampaikan, dan melakukan kegiatan sesuai dengan rencana yang
dibuat oleh penyusun program. Untuk memproduksi program perlu diperhatikan
sifat-sifat media yang digunakan. Media audio itu bersifat auditif. Isi program
yang disampaikan di telinga penyimak itu hanya sepintas lalu saja. Penyimak
yang tidak berkonsentrasi tentu tidak dapat menangkap pesan yang disampaikan.
Bila penyusun program ingin mendapatkan hasil yang baik, program media ini
harus bersifat akrab dengan penyimak.
Penulis
naskah audio harus memperhatikan kemampuan berpikir penyimaknya. Jenis penyimak
itu sangat menentukan isi pesan dan bahasa yang dipergunakan dalam penulisan
naskah. Naskah audio yang disajikan untuk pelajar harus mempergunakan kata-kata
dan kalimat yang diketahui oleh pelajar. Beberapa langkah dalam penulisan
naskah diantaranya:
a.
menentukan topik;
b. melakukan
penelitian mengenai pokok masalah;
c. membuat
garis besar;
d.
menentukan format;
e. menulis
konsep;
f. mengecek
konsep; dan
g. menulis
naskah.
Pada
akhirnya, dapat penulis simpulkan penggunaan media rekaman atau media audio
dalam pembelajaran menyimak dengan teknik dictogloss sangat penting dan dapat
menunjang keberhasilan dalam kegiatan menyimak.
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Menyimak : proses mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menafsirkan, menilai, dan mereaksi makna.
2. Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami
Thanks for reading & sharing adskproject
0 komentar:
Post a Comment