Home » » Tugas Wacana Bahasa Indonesia

Tugas Wacana Bahasa Indonesia

Posted by adskproject on Monday, 28 March 2016


1.      Buatlah penggalan dialog saling berkesinambungan. Tentukan konteks dalam dialog tersebut !

Perempuan 1,2,3 : (Salah seorang menggedong anak Tuan Malik yang baru lahir untuk
melaksanakan upacara adat. Setelah selesai pelaksanaan upacara adat
mereka tampak saling berbisik.
Istri Tuan malik    : “Suster, bawa Tuan Muda kemarin.” (Setelah menerima dan
menggendong anaknya, ia membawa ke dekat suaminya sambil
berkata “ Kanda, kelihatannya cahaya matanya seperti wajahku.”
Tuan Malik           : “Tidak, anak ini anak lelakiku, ia harus seperti aku.” (Menggalihkan
pembicaraan kepada tamu yang hadir) “Saudara-saudara, pada hari ini
aku telah melaksanakan salah satu nazarku setelah sekian lama aku
menunggu, akhirnya diriku telahir kembali.”
Bujang Selamat    : “Nek, kenapa Tuan Malik menyebut dirinya telahir kembali ?”
Nenek Tijah          : (Terkejut, serta-merta latahnya muncul seketika) “Eh brojol ...eee
beranak, eh salah ... lahir. Tentulah begitu Bujang, klau bukan karena
Tuan Malik, manalah mungkin budak comel ‘itu lahir”.
Bujang Selamat    : “Ooooh ... jadi begitu ... ?
Tuan Malik           : “Bujang! Kau lihat Bujang ..., sebagai orang yang beradat, aku telah
melaksanakan adat rasam negeri ini.“ (Kepada yang hadir) “Saudara
saudara, saya pantas dianugerahi gelar ‘setia amanah pemangku adat
resam’ yang harus Saudara-saudara junjung tinggi. Ingat itu !”
Nenek Tijah          : “Mangade, bagaimana boleh terjadi, sedang dia sendiri tak tahu adat ? liiih, marapek.”
Tuan Malik           : “Nene Tijah ...”
Nenek Tijah          : “Eh, saya Tuan, eh, Tuan tak beradat, haaa ... kah, salah lagi, eh, adat
pemangku adat. A ... aa ... ada apan Tuan ?”
Tuan Malik           : “Karena Nenek yang paling tahu seluk beluk negeri ini, aku
perinthkan kepada nenek untuk mendatangkan tukang cerita
tradisional.”
Nenek Tijah          : Eeeee, Lamud Tuan ?”
Tuan Malik           : “Apa pun itu namanya, sekarang saya perlu tukang cerita tradisional
yang terbaik di negeri ini. Wazir , pergilah bersama Nenek Tijah,
jemput ... siapa tadi ?
Bujang Selamat    : “Lamud, Tuan.”
Tuan Malik           : “Iya, panggil sekarang juga.”
Wazir                    : “Ada petunuk lain, Tuan ?”
Nenek Tijah dan : (Mohon diri keluar) “Kami mohon diri, Tuan.”
Wazir
Bujang selamat     : “Tuan, kalau boleh saya tahu, untuk apa Tuan menggundang Lamu?
Kalau hanya untuk hiburan Tuan bisa mengunadang artis-artis
ternama.”
Pada dialog ke 2 di atas “Kanda, kelihatannya cahaya matanya seperti wajahku.” menujukan konteks bahwa, nya disini sama artinya menggambarkan anak dari istri Tuan Malik , lalu kata yang ke dua (matanya) nya  disini menunjukan anak Tuan Malik. Kemudian, dalam kata (wajahku) ku yang artinya, menunjukan wajah anaknya sama persis dengan istri Tuan Malik
Pada dialog ke 3 diatas, Tuan Malik berkata “Tidak, anak ini anak lelakiku, ia harus seperti aku.” dalam konteks ini menujukan bahwa, (anak lelakiku) ku yang berarti menunjukan anak lelaki Tuan Malik, kemudian (Aku) menunjukkan yaitu  harus seperti dengan Tuan Malik

2.      Buatlah wacana deskriptif dan tentukan konteksnya !

Siang itu dina sedang duduk santai di sofa empuk di dalam apotik miliknya yang baru saja dibuka. Apotik ini adalah impiannya sejak dia kuliah di Farmasi dulu. Sekarang ia memenandangi puas pada usahanya selama ini. Ia bisa mendirikan apotik di kota kelahirannya. Apotik ini cukup luas, beberapa rak besar tempat obat-obatan berjejer rapih dengan kemasan-kemasan obat warna-warni yang dikelompokan menurut farmakologinya dan disusun alfabetis. Padang dia tertuju pada rak buku di pojok ruangan yang berisi buku-buku tebal. Ia ambil satu buku yang disampulkannya tertulis Informasi Spesialis Obat atau yang biasa disebut kalangan Farmasi dengan buku ISO.

Wacana deskriptif diatas bahwa konteks ini menujukan menggambarkan suasana yang ada apotik milik dina, sehingga nya pada kata miliknya tersebut menujukkan mengarah ke apotik itu adalah milik dina. Lalu pada kalimat ke 4, kata pengganti ia adalah dina yang bisa mendidirikan apotik itu dan nya pada kata(kelahirannya) yaitu artinya menunjukan ditempat kelahiran dina tinggal pertama kali. Jadi,dina bisa mendirikan apotik di kota kelahiran dina.
















Hymes mengemukakan komponen tutur dalam klasifikasi yang ia usulkan dalam akronim SPEAKING, di mana setiap huruf dalam akronim tersebut merupakan komponen-komponen yang harus ada dalam komunikasi. Pada awal mulnya Hymes  tidak mencetuskan teori tersebut dalam sebuah akronim speaking, namun masih berupa rincian-rincian yang terdiri dari 16 pon mengenai unsur dalam pembicaraan. Kemudian Hymes melihat dari telaah psikologiis bahwa ingatan manusia hanya mampu mengingat dengan baik antara kisaran tujuh  plus dua atau minus dua, sehingga keenam belas pin tersebut disederhanakan dalam satu akronim yang dikenal dengan SPEAKING.
1.      S : (Situation), terdiri atas setting dan scene, setting menunjukan pada waktu, tempat dan keadaan fisik tuturan secara keseluruhan, Scene mengacu pada keadaan psikologis pembicaraan.
Misalnya :


2.      P : (Partisipants), mencakup dan pendengar.
Misalnya :


3.      E : (Ends), meliputi maksud atau tujuan pertuturan.
Misalnya :


4.      A : (Act sequence), terdiri atas bentuk pesan dan isi pesan
Misalnya : amanah


5.      K : (Key), mengacu pada nada, cara atau semangat penyampaian pesan.
Misalnya :

6.      I : (Instrumentalittles), menunjuk pada jalur bahasa yang digunakan didalam pembicaraan seperti lisan, tulisan, melalui telegraf atau telpon dan bentuk tuturan seperti bahasa dan dialek, kode untuk mengerak pada fungsi tertentu.
Misalnya :


7.      N : (Norms) Norms, yaitu aturan dalam berinteraksi misalnya yang berhubungan dengan aturan memberi tahu, memerintah, bertanya, meminta maaf , basa-basi, mengkritik dan sejenisnya.
Misalnya :

8.      G : (Genres), mencangkup jenis kegiatan.
Misalnya :


1.      Wakil Karyawan             : Selamat sore, Pak
2.      Wakil Perusahaan           : Selamat sore. Mari, silakan duduk.
3.      Wakil Karyawan             : Ya, terima kasih
4.      Wakil Perusahaan           : Saya, Hadi Winoto, wakil dari perusahaan.
  Anda siapa ?
5.      Wakil Karyawan             : Saya Suparmin, yang dipercaya teman-teman
  untuk menemui pimpinan.
6.      Wakil Perusahaan           : Sebenarnya, apa yang terjadi?
  Semua karyawan di perusahaan ini melakukkan
  demonstrasi. Kalau begini caranya, perusahaan
  bisa bangkrut dan karyawan bisa di-PHK.
7.      Wakil Karyawan             : Tidak ada apa-apa, Pak. Kami hanya ingin
   memperbaiki nasib dan hidup layak.
8.      Wakil Perusahaan           : Maksudnya ?
9.      Wakil Karyawan             : Ya, pasti Bapak tahu. Kami, karyawan sudah
   berkerja keras demi perusahaan. Tetapi, kami
   merasa kurang mendapatkan imbalan yang
   pantas. Kami tidak dapat memenuhi kebutuhan
   sehari-hari hanya dengan uang
   Rp2.000.000,00 sebulan. Paling tidak, kami
   menerima upah sebesar Rp 3.000.000,00.
10.  Wakil Perusahaan           :  Itu tidak mungkin. Perusahaan sudah
   menanggung beban terlalu berat. Listrik naik,
bahan bakar naik, dan biaya operasional lain
juga naik. Kenaikan UMP (Upah Minimum Provinsi) belum bisa naik sekarang.
11.  Wakil Karyawan             : Kalau begitu, kami tetap akan melakukkan aksi mogok kerja sampai tuntunan kami dipenuhi
12.  Wakil Perusahaan           : Tidak boleh demikian. Kita harus mencari jalan
  tengah
13.  Wakil Karyawan             : Lalu, bagaimana ?
14.  Wakil Perusahaan           : Saya akan mengusulkan kenaikan tersebut
  kepada direksi. Perusahaan hanya mampu
  menaikkan UMP sampai Rp 2.400.000,00.
  Tidak lebih dari itu. Anda sendiri tahu bahwa
  pada situasi global ini perusahaan mana pun
  mengalami kesulitan.
15.  Wakil Karyawan             : Tidak bisa, Pak. Ini kota Jakarta, Pak. Semua
  harus dibeli dengan uang. Ya, tolong diusahkan
  bagaimana caranya agar kami dapat hidup
  layak. Paling tidak kami menerima gaji sebesar
  Rp 2.800.000,00.
16.  Wakil Perusahaan           : Nanti saya akan mengusulkan ke direksi
  sebesar Rp 2.600.000,00
17.  Wakil Karyawan             : Tapi, usahakan lebih, Pak. Kami akan bekerja
                                          lebih keras lagi.
18.  Wakil Perusahaan           : Baiklah, akan saya coba. Tolong kendalikan
  teman-teman karyawan dan sampaikan kepada
  mereka mulai besok semua karyawan harus
  masuk kerja kembali. Karyawan yang mogok
  kerja akan kena sanksi.
19.  Wakil Karyawan             : Baik, Pak. Terima kasih. Boleh saya keluar ?
20.  Wakil Perusahaan           : Ya, silakan.

Selah para 

Thanks for reading & sharing adskproject

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment