Home » » Top 5 Band Romance dan pengiring tidur Indonesia

Top 5 Band Romance dan pengiring tidur Indonesia

Posted by adskproject on Sunday, 13 August 2017

Selamat pagi, siang, sore, dan malam brada and sista yang baik, tidak sombong dan rajin mengaji. Di postingan kali ini saya akan membahas band romantis asal Indonesia menurut saya dan sedikit memperkenalkan profil band tersebut dan merefrensikan lagunya. Okay, langsung aja kita mulai dari top 1 menurut saya :

1. Payung Teduh



Payung Teduh lahir dari dua orang sahabat yang berprofesi sebagai pemusik di Teater Pagupon yang senang nongkrong bersama di kantin FIB (Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia,  mereka adalah Is dan Comi  yang senang bermain musik bersama di kantin, selasar gedung kampus, tepi danau hingga event – event di luar kampus. Secara tidak sadar kebersamaan mereka dalam bermain musik telah menguatkan karakter bermusik mereka dan telah disadari bagi orang-orang sekitar yang sering menyaksikan mereka bermain musik bersama. 
Payung Teduh terbentuk pada akhir 2007 dengan formasi awal Is dan Comi, sadar akan eksplorasi bunyi dan performa panggung pada tahun 2008 Payung teduh mengajak Cito untuk bergabung bersama sebagai drummer lalu mengajak Ivan sebagai guitalele player pada tahun 2010. Angin Pujaan Hujan ialah lagu pertama yang memunculkan warna mereka sendiri. Seiring berjalannya waktu tercipta pula lagu-lagu lainnya seperti Kucari Kamu, Amy, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan, juga termasuk karya-karya dari pementasan teater bersama Catur Ari Wibowo seperti Resah, Cerita Tentang Gunung dan Laut, serta karya Amalia Puri yang berjudul Tidurlah dan Malam. Dan pada akhirnya Payung Teduh memutuskan untuk membuat album indie pertamanya yang dirilis dipenghujung 2010.
Musik yang dimainkan oleh Payung Teduh  tidak memiliki batasan tersendiri,  musik yang dimainkan oleh Payung Teduh yaitu musik Payung Teduh itu sendiri. Pada album pertama ini bisa dibilang karakter musik yang dibawakan seperti musik di era golden 60’s dengan  balutan keroncong dan jazz. Dan jika ditanya jenis musik apa yang diusung oleh Payung Teduh, maka Payung Teduh menyerahkan sepenuhnya kepada pendengar. Dalam pengertian bahwa payung teduh tidak akan hanya berhenti di satu gendre tertentu, namun yang pasti tetap bermusik dengan ciri yang sudah mereka miliki.

sumber :  http://payungteduh.blogspot.co.id

Salah satu lagu favorit saya adalah Menuju senja. Hmmm...Tenang banget hati kalau denger lagu ini. 

2. Dialog Dini Hari   



Dialog Dini Hari, band beraliran folk dan blues ini tentunya sudah tidak asing lagi di telinga anda. Band ini terbentuk di awal tahun 2008 dengan Dadang SH Pranoto atau yang biasa dipanggil Dadang di gitar dan vocal, Brozio Orah di bass, dan Denny Surya di drum. Awal band ini terbentuk karena sudah saling kenal sebagai teman nongkrong dan akhirnya punya ide untuk membuat band. Nama Diaog Dini Hari dipilih karena dalam satu hari itu ada banyak waktu, pagi, siang sore, petang, malam dan bagi mereka dini hari adalah waktu yang tepat untuk introspeksi diri agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Selain hobby ngeband, peronil Dialog Dini Hari juga hobby bersepeda dan saat ini mereka juga sedang membangun sepeda sendiri, dan mereka juga suka nongkrong bareng. Tempat nongkrong favorit mereka di Art Café, Seminyak. Selain tepat nongkrong tepat ini juga dijadikan sebagai tempat meeting. Dialog Dini Hari mengadakan tour setiap tahun dan mereka memilih akhir tahun sebagai waktu yang tepat. Perspektif Pelangi Tour adalah tour kedua dari band ini. Tour sebelumnya Dialog Dini Hari lebih memilih café-café sedangkan tahun ini mereka mendatangi sekolah dan kampus. Dalam tournya kali ini Dialog Dini Hari tidak sendiri, mereka melakukan tour ini bersama dengan Nosstress karena masih berada dalam satu produser dan aliran kedua band ini pun sama yaitu folk, sehingga peralatan yang digunakan tidak jauh beda sehingga ongkosnya pun tidak terlalu besar. Selain di Bali, mereka sudah tiga kali melakukan konser keluar Bali. Harapan Dialog Dini Hari untuk kedepannya adalah setiap personil mempunyai rumah sendiri dan mempunyai keluarga mandiri. Selain itu band ini ingin bisa memperluas karya mereka ke kancah nasional dan internasional.


3. SORE



 Grup musik indie yang berasal dari Jakarta. Sore memiliki keunikan yaitu semua anggotanya bermain musik dengan kidal. Sore dibentuk oleh tiga teman masa kanak-kanak (Ade Paloh, Mondo Gascaro & Awan Garnida). Pada akhir tahun 2001 Awan Garnida membawa dua teman-teman lain (Bembi Gusti & Reza Dwiputranto) untuk membentuk kelompok yang mereka sebut SORE (berarti "sore" dalam bahasa Indonesia).

Pada tahun 2005 akhir tahun 2004 dan awal mereka memberikan kontribusi dalam beberapa album kompilasi.
Kompilasi yang pertama adalah kompilasi musik dari scene Jakarta indie yang disebut "JKRT: skrg" (suatu abreviation dari "Jakarta, Sekarang" yang berarti "Jakarta, Now" ) dirilis oleh Aksara Records. Yang kedua adalah film original soundtrack "Janji Joni", juga dirilis oleh Aksara. 
Akhirnya pada bulan Juli 2005 mereka merilis panjang penuh debut album mereka "Centralismo" (Aksara Records), yang sebagian menjadi upeti ke Jakarta Pusat, di mana sebagian besar anggota dibesarkan. Musik mereka sangat bervariasi dari trek untuk melacak sebagai anggota masing-masing menyumbang bernyanyi memimpin dan lagu-menulis dalam album ini. Penggunaan instrumen vintage yang mungkin membuat kenangan sedikit era keemasan musik pop dari 50-an, 60-dan 70 hanya tanpa retro-ish. 
Produk musik Sore itu adalah bunga rampai dari beberapa genre yang diperoleh antusias dari mendengarkan dan mengalami musik dari dekade berbagai abad ke-20, dan berpuncak pada apa yang hanya dapat digambarkan sebagai" "rock kolase" ", sebuah, benar-benar baru benar-benar menarik sonic pengalaman.
Itu tenang album debut sukses dari seorang seniman indie, seperti yang terlihat dari ulasan yang media dan artikel. Ini menerima "empat bintang (****)" dari koran Jakarta Post. Pada September 2005 "Centralismo" ditinjau dalam majalah TIME ASIA sebagai "Salah satu Album WorthBuying Asia". Pada akhir 2007 album ini menempati peringkat no 40 dalam "150 Album Greatest Indonesion of All Time" di Rolling Stone Magazine Indonesia. 
Sambil mempersiapkan bahan mereka untuk album kedua mereka, mereka terlibat dalam empat album soundtrack lainnya asli: "Berbagi Suami" (Cinta Untuk Saham); "Kala" (Waktu Mati), Quickie Express, "Perempuan Punya Cerita" (Nyanyian dari Lotus) , salah satunya menjadi hit single, "Pergi Tanpa Pesan", pengerjaan ulang dari klasik jelas Indonesia dari akhir 1950-an. Dalam tiga dari film ini Bembie gusti dan Mondo Gascaro bersama dengan rekan mereka, Aghi Narottama juga bekerja sebagai direktur musik. 
Dan sekarang setelah bekerja bahan mereka selama lebih dari satu tahun, mereka baru saja realesed album kedua mereka berjudul "Ports of Lima" (Aksara Records - 2008) untuk pujian kritis besar. Musik dalam album ini relatif padat di tekstur dari rilis sebelumnya, dengan gitar lebih banyak dan distorsi, dan kepekaan atmosfer kuat.

Meskipun banyak tema dari lagu-lagu berasal dari pengalaman pribadi, bioskop, juga akan datang sumber inspirasi mereka, seperti yang ditunjukkan oleh lagu-lagu seperti "Essensimo" (400 Truffaut ini Blows), 400 Elegi (Elephant Man Lynch), Come By Sanjurou (Kurosawa Sanjurou).
 
Sore - Apatis Ria
 
Sumber : http://www.lorongmusik.com
 
4. Efek Rumah Kaca
 
 
 
Grup musik indie Indonesia yang berasal dari Jakarta dan dibentuk pada tahun 2001. Sebelumnya, band ini bernama Hush. Nama ini kemudian diganti menjadi Superego, lalu berubah lagi pada tahun 2005 menjadi Efek Rumah Kaca - diambil dari salah satu judul lagu pada album perdana mereka.

Efek Rumah Kaca adalah grup musik indie yang berasal dari Jakarta. Terdiri dari Cholil Mahmud (vokal, gitar), Adrian Yunan Faisal (vokal latar, bass), Akbar Bagus Sudibyo (drum, vokal latar). Mereka dikenal oleh para pecinta musik di Indonesia lagu-lagu mereka yang banyak menyentuh dan memotret keadaan sosial masyarakat di sekitar mereka pada semua tingkatan. Sampai sekarang, band ini sudah mengeluarkan dua buah album studio, yaitu Efek Rumah Kaca pada tahun 2007 dan Kamar Gelap pada tahun 2008.

Mulai Januari 2009, mereka dipercaya untuk mengisi rubrik khusus seputar pemilu di surat kabar Kompas setiap hari Sabtu.

Sejak awal kemunculan mereka, banyak pihak yang menyebutkan bahwa warna musik Efek Rumah Kaca tergolong dalam post-rock, bahkan ada yang menyebutkan shoegaze sebagai warna musik mereka. Tetapi, Efek Rumah Kaca dengan mantap menyebutkan bahwa warna musik mereka adalah pop, karena mereka merasa tidak menggunakan banyak distorsi dan efek-efek gitar dalam lagu-lagu mereka seperti selayaknya musik rock.

Banyak yang menyebutkan bahwa warna musik Efek Rumah Kaca tergolong dalam post-rock, bahkan adapula yang menyebutkan shoegaze sebagai warna musik mereka. Tetapi, Efek Rumah Kaca dengan mantap menyebutkan bahwa warna musik mereka adalah pop, karena mereka merasa tidak mengunakan banyak distorsi dalam lagu-lagu mereka seperti selayaknya musik rock. Secara musikal, ERK cukup banyak dipengaruhi oleh Jeff Buckley, Smashing Pumpkins, Radiohead, Sting, Jon Anderson, hingga Bjork.

Sejak merilis debut album self title pada September 2007 (di bawah Indie Label Paviliun Records), ERK mendapat respon positif dari berbagai media dan kalangan. Puluhan, bahkan mungkin ratusan blog di internet meresensi album ini dengan antusias. Puluhan media cetak nasional memberi kredit yang baik. Puluhan tampil di layar TV nasional dan lokal. Ratusan radio memasukkan single-single mereka- terutama lagu ”Cinta Melulu”- ke dalam chart mereka. Kalangan pelajar, mahasiswa, sesama musisi, seniman, LSM, hingga kalangan umum mengapresiasi musik Efek Rumah Kaca. Ratusan panggung di berbagai daerah mendapat sambutan positif: Jakarta, Bandung, Bogor, Tangerang, Solo, Semarang, Yogyakarta, Jombang, Bali, Medan, Pekanbaru.

Efek Rumah Kaca disebut-sebut sebagai ”produk indie” terbaik saat ini, media-media musik menjulukinya sebagai ”band yang cerdas”, ”sesuatu yang berkualits sekaligus ’menjual’”, atau bahkan ”penyelamat musik Indonesia”.

Dan ERK masih menjadi band yang sama seperti sejak terbentuknya: berusaha terus menulis lagu sebagus dan seindah mungkin, sambil memotret kenyataan.


Efek Rumah Kaca (ERK) sepertinya ingin membawa pesta akhir tahun lebih cepat untuk penggemarnya. ERK baru saja merilis album barunya berjudul 'Sinestesia' pada tanggal 17 Desember 2015.

'Sinestesia' seperti sebuah 'ajakan' dari ERK untuk mendalami lebih jauh dan luas sisi musikalitas mereka. Tak heran, lagu-lagu dalam album ini punya durasi cukup panjang dibandingkan karya lainnya. Album bertajuk 'Sinestesia' ini berisi 6 track yang diberi judul berdasarkan 6 warna yakni Merah, Biru, Jingga, Hijau, Putih, dan Kuning. 

'Sinestesia' disebut layaknya sebuah album sinematis yang mengajak para pendengar album membangun imajinasinya sendiri. Melafalkan setiap bait, nada dan makna dalam sebuah pemikiran yang dimerdekakan oleh ERK. Hingga tak heran, 'Sinestesia' seperti sebuah klimaks dari penantian tersebut. Tentunya juga sebagai obat rindu fans ERK yang sempat 'dihadiahi' sebuah alter ego bernama Pandai Besi. 

Mereka mengatakan bahwa musik adalah hidup mereka. Semua yang terjadi dalam hidup mereka terlihat dalam musik mereka. Mereka juga digambarkan sebagai grup musik pop dengan pesan-pesan sosial dan politik dalam lirik mereka.

 Sumber : http://www.lorongmusik.com
 
 
 
5. PADI
 
 
 
Kenapa band ini saya taruh yang terakhir? karena saya rindu PADI yang dulu. Mungkin banyak juga para penggemar padi yang ingin mendengar dan menikmati musik padi yang dulu. Keren banget deh... Saya tidak akan menjelaskan banyak lagi tentang band satu ini. Kalian sudah pasti tahu. so, kita sekarang hanya bisa menikmati musik padi yang dulu saja.
Nih saya kasih video edannya Fadly PADI ft Burgerkill. ini salah satu favorit saya juga.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nah, sekian deh TOP 5 Band Romance menurut saya. dijamin lirycnya lebih puitis deh. yang nangis nambah nangis deh. Sebenarnya masih banyak Band romance atau pengiring tidur saya. Seperti White shoes and the company, mocca, dan masih banyak deh yang enak-enak lainnya. Tapi capek ngetiknya ah.

Barangkali ada yang mau baca juga : TOP 5 BAND ROCK N ROLL INDONESIA untuk yang galau, bisa semangat terus.

sekian deh dari saya. Semoga bermanfaat yah...Terimakasih hatur nuhun.

Thanks for reading & sharing adskproject

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment